Pendidikan Guru Sekolah Dasar IDIK4012. Mata kuliah ini membekali pemahaman mahasiswa yang terfokus pada konsep manajemen mutu dan produktivitas SD yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan dalam rangka terwujudnya sekolah yang berkemampuan unggul dengan pendekatan model manajemen berbasis sekolah. Berikut ini contoh soal mata kuliah Manejemen Berbasis Sekolah.
Petunjuk: untuk soal nomor 1 sampai dengan 50, pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah memberikan kewenangan kepada ....
- A. murid-murid untuk mengembangkan kemampuannya masing-masing
- B. guru-guru agar secara bebas dalam menggunakan waktu pembelajaran
- C. kepala sekolah dalam membuat peraturan sekolah
- D. sekolah untuk melakukan perbaikan dan peningkatan berkelanjutan
MBS bertujuan untuk memandirikan atau memperdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya, MBS bertujuan untuk (Depdiknas, 2001 :4) :
- Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memperdayakan sember daya yang tersedia;
- Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
- Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya; dan
- Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.(D)
- A. kepala sekolah
- B. guru
- C. murid
- D. masyarakat
Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, tanggung jawab utama (key person) berada di pundak kepala sekolah (school principals). Dikatakan demikian karena sudah lama diakui oleh para pakar manajemen pendidikan bahwa kepala sekolah merupakan faktor kunci efektif tidaknya suatu sekolah. Kepala sekolah dikatakan sebagai faktor kunci karena kepala sekolah memainkan peranan yang sangat penting dalam keseluruhan spektrum pengelolaan sekolah. Sebagai manajer pendidikan yang profesional, kepala sekolah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap sukses tidaknya sekolah yang dipimpinnya, sehingga dalam menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah, peran kepala sekolah sangat menentukan efektif tidaknya pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah.(A)
3. Pendekatan MBS memerlukan proses dan waktu. Salah satu aspek tersebut adalah ....
3. Pendekatan MBS memerlukan proses dan waktu. Salah satu aspek tersebut adalah ....
- A. kemampuan sekolah dalam mengadaptasi perubahan-perubahan
- B. desain organisasi yang mampu mengakomodasi dan mengembangkan program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat
- C. kebijakan pemerintah terhadap pengembangan dan pembaharuan sekolah
- D. kemampuan kepala sekolah dalam membuat program sekolah
Pada pelaksanaanya di sadari bahwa pemberian kewenangan kepada sekolah melalui pendekatan MBS memerlukan proses dan waktu. Salah satu aspek yang memerlukan proses dan waktu adalah desain organisasi yang mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat dimana sekolah mempunyai ruang gerak yang lebih leluasa. Sehingga sekolah secara kreatif dan bertanggung jawab dapat mengelola program-programnya secara efektif dan efisien.(B)
4. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam memahami konsep MBS, kecuali ....
4. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam memahami konsep MBS, kecuali ....
- A. pengkajian konsep MBS yang menyangkut kekuatan desentralisasi dan kewenangan sekolah
- B. penelitian tentang program MBS berkenaan dengan desentralisasi kekuasaan dan program peningkatan partisipasi
- C. strategi MBS harus lebih menekankan kepada elemen manajemen partisipatif
- D. kebijakan otonomi dari pemerintah terhadap sekolah
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memahami Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) diantaranya adalah :
- Pengkajian Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) terutama yang menyangkut kekuatan desentralisasi, kekuasaan atau kewenangan di tingkat sekolah, dalam system keputusan harus dikaitkan dengan program dan kemampuan dalam peningkatan kinerja sekolah.
- Penelitian tentang program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berkenaan dengan desentralisasi kekuasaan dan program peningkatan partisipasi ( local stakeholders. Pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan pemberdayaan sekolah, perlu dibangun dengan efektifitas programnya.
- Strategi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) harus lebih menekankan kepada elemen manajemen pertisipatif. Kemampuan, informasi dan imbalan yang memadai merupakan elemen-elemen yang sangat menentukan efektifitas program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dalam meningkatkan kinerja sekolah.(D)
- A. lembaga khusus yang dibentuk berdasarkan musyawarah untuk peningkatan mutu pendidikan
- B. lembaga pengembangan strategi MBS sesuai dengan visi dan misi sekolah
- C. lembaga yang mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada kepala sekolah
- D. lembaga pengelolaan dan pemanfaatan sumber-sumber daya sekolah
Dewan sekolah adalah lembaga/badan khusus yang di bentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholders pendidikan di tingkat sekolah sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendididkan sekolah . dewan sekolah ini terdiri dari unsure-unsur orang tua siswa , wakil siswa , wakil guru-guru, kepala sekolah, wakil tokoh masyarakat, wakil pengusaha atau wiraswasta, wakil pemerintah daerah, dan wakil pejabat pengendali pendidikan.(A)
6. Yang tidak termasuk dalam tujuan dewan sekolah adalah ....
6. Yang tidak termasuk dalam tujuan dewan sekolah adalah ....
- A. mewadahi dan meningkatkan peran serta stake holder pendidikan dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan sekolah
- B. mewadahi peran serta kebijakan pemerintah daerah
- C. memfasilitasi upaya peningkatan kinerja kepala sekolah, guru dan staf lainnya secara profesional
- D. memfasilitasi dan mengontrol penerapan sistem manajemen sekolah
Tujuan dewan sekolah
- mewadahi dan meningkatkan peran serta para stakeholders pendidikan di tingkat sekolah dalam merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan pengelolaan sekolah, pengembangan program sekolah, monitoring pelaksanaan kegiatan pendidikan sekolah, dan pertanggungjawaban mutu pendidikan sekolah, dan pertanggungjawaban mutu pendidikan sekolah secara demokratis dan transparan.
- mewadahi dan meningkatkan peran serta para stakeholders pendidikan di tingkat sekolah dalam memecahkan masalah –masalah pendidikan yang di hadapi sekolah, dan membantu pemerintah memonitoring pengelolaan pendidikan sekolah.
- memfasilitasi upaya peningkatan kinerja profesionalisme kepala sekolah, guru, dan staf yang lain yang terlibat dalam proses pendidikan anak di sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak di capai sekolah.
- menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan sekolah dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar , pengadaan dan pemeliharaan fasilitas pendukung belajar yang baik, pengadaan dan pemeliharaan fasiltas sekolah yang baik, an peningkatan kualitas staf yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.
- mengembangakan dan menetapkan program kurikulum efektif yang sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarkat, kebutuhan dan tuntutan global, serta berbagai inovasi yang mendukung peningkata kualitas pendidikan sekolah.
- memfasilitasi dan mengontrol penerapan system manajemen sekolah yang transparan dan demokratis dalam pendayagunaan berbagai sumber daya yang tersedia sesuai dengan prioritas kebutuhan pelaksanaan program sekolah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.(B)
- A. keuangan yang memadai
- B. program-program sekolah yang efektif
- C. pengangkatan guru-guru yang profesional
- D. berbagi kekuasaan atau power antara pemerintah pusat dan daerah
MBS dapat efektif diterapkan jika di dukung oleh sistem berbagi kekuasaan antara pemerintah pusat, Pemda dalam pengelolaan sekolah. (dalam hal ini aturan-aturan dalam manajemen pendidikan perlu ditinjau kembali). Agar hasil outputnya baik, maka (dalam konsep MBS) sekolah dipandang sebagai suatu unit manajemen yang utuh dan memerlukan perlakuan khusus dalam upaya pengembangannya. Dimana perlakuan khusus tersebut akan berbeda untuk setiap sekolah. Hal inilah yang melandasi keyakinan bahwa pengambilan keputusan dalam merancang dan mengelola pendidikan seharusnya dilakukan di tingkat sekolah. (D)
8. Otonomi merupakan tindakan desentralisasi yang dilakukan oleh lembaga yang lebih tinggi ke tingkat bawah sampai tingkat sekolah. Hal tersebut dikemukakan oleh ....
8. Otonomi merupakan tindakan desentralisasi yang dilakukan oleh lembaga yang lebih tinggi ke tingkat bawah sampai tingkat sekolah. Hal tersebut dikemukakan oleh ....
- A. Blair
- B. Lawler
- C. Mohrman
- D. Gordon
Susan Albers Mohrman, dkk, memandang MBS sebagai suatu pendekatan politik untuk me-redisain dan memodifikasi struktur pemerintahan dengan memindahkan otoritas pusat ke sekolah, memindahkan keputusan pemerintah pusat ke lokal stakeholder dengan mempertaruhkan pemberdayaan sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Hal tersebut sejalan dengan jiwa dan semangat desentralisasi dan otonomi di sektor pendidikan. (C)
9. Konsep MBS mutlak perlu dilaksanakan karena wilayah geografis Indonesia, aneka ragam sosial budaya, agama dan perkembangan politik dan ekonomi. Hal tersebut dikemukakan oleh ...
9. Konsep MBS mutlak perlu dilaksanakan karena wilayah geografis Indonesia, aneka ragam sosial budaya, agama dan perkembangan politik dan ekonomi. Hal tersebut dikemukakan oleh ...
- A. Santoso S Hamijoyo
- B. M. Achan
- C. M. Fakry Gaffar
- D. Made Pidarta
10. MBS mempunyai multi dimensi yang mencakup aspek politik, edukatif, administrative finansial. Hal tersebut dikemukakan oleh ....
- A. Illrich
- B. Fiska
- C. Rondnell
- D. Machere
Manajemen Berbasis Sekolah secara konsepsional akan membawa dampak terhadap peningkata kinerja sekolah dalam hal mutu, efisiensi manajemen keuangan, pemerataan kesempatan dan pencapaiana tujuan politik (perkembangan iklim demokrasi) suatu bangsa lewat perubahan kebijakan desentralisasi di berbagai aspek seperti politik, edukatif, administratif dan anggaran pendidikan. MBS, selain akan meningkatkan kualitas belajar mengajar dan efisiensi operasional pendidikan, juga tujuan politik terutama iklim demokratisasi di sekolah.
Sebagai contoh, Hanson & Illrich (1994) mengungkapkan keberhasilan MBS di Spanyol yaitu menciptakan kualitas manajemen dan pendidikan, sebagai strategi untuk memperbaiki kinerja sekolah. MBS mempunyai multi dimensi karena mencakup aspek politik,(A)
11. Penerapan MBS ditingkat pendidikan dasar di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga
Sebagai contoh, Hanson & Illrich (1994) mengungkapkan keberhasilan MBS di Spanyol yaitu menciptakan kualitas manajemen dan pendidikan, sebagai strategi untuk memperbaiki kinerja sekolah. MBS mempunyai multi dimensi karena mencakup aspek politik,(A)
11. Penerapan MBS ditingkat pendidikan dasar di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga
kategori, kecuali ....
- A. MBS secara penuh atau tinggi
- B. MBS tingkat menengah atau sedang
- C. MBS secara tahapan atau langsung
- D. MBS secara minimal atau rendah
Penerapan MBS ditingkat pendidikan dasar di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga
kategori yaotu :bersifat penuh (tinggi), tingkat menengah (sedang) dan MBS secara minimal (rendah).(C)12. Kemampuan sekolah dalam menyusun rencana sekolah, anggaran, dan mengelolanya serta memberdayakan masyarakat merupakan suatu ....
- A. rancangan konsep MBS
- B. tahapan pelaksanaan MBS
- C. strategi penerapan konsep MBS
- D. tujuan dari MBS
13. Membantu menjelaskan pengelolaan sekolah baik yang sedang berlangsung maupun yang akan datang adalah merupakan ....
- A. tujuan MBS
- B. tujuan rencana sekolah
- C. laporan sekolah
- D. langkah-langkah pelaksanaan MBS
14. Kesiapan sumber daya manusia yang terkait dalam MBS serta katagori sekolah dan
daerah adalah merupakan komponen dalam....
- A. tujuan rencana sekolah
- B. persyaratan pelaksanaan MBS
- C. perencanaan sekolah
- D. tujuan MBS
Perangkat pelaksanaan MBS antara lain :
15. Adanya kegiatan sosialisasi, piloting dan desiminasi merupakan kegiatan dari tahapan....
- Kesiapan sumber daya manusia yang terkait dalam MBS
- Kategori sekolah dan daerah
- Peraturan/kebijakan dan pedoman
- Rencana sekolah
- Rencana pembiayaan
- Monitoring dan evaluasi internal
- Monitoring dan evaluasi eksternal
- Laporan hasil.(B)
- A. persiapan strategi dan penerapan konsep MBS
- B. pengenalan konsep MBS kepada sekolah-sekolah
- C. hasil kegiatan dari pelaksanaan MBS disekolah
- D. persyaratan pelaksanaan MBS
Sebagai suatu paradigma baru implementasi mbs juga memerlukan pentahapan yang tepat, dan harus dilaksanakan secara bertahap. MBSakan dapat dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu sosialisasi, piloting dan desiminasi.(A)
16. Faktor-faktor yang terlibat pengelolaan MBS yang meliputi lingkungan eksternal, manusia, tujuan, kebiasaan, hasil dan proses, merupakan pendapat dari ....
16. Faktor-faktor yang terlibat pengelolaan MBS yang meliputi lingkungan eksternal, manusia, tujuan, kebiasaan, hasil dan proses, merupakan pendapat dari ....
- A. Hannaway
- B. Coney
- C. Patrik Whitaks
- D. Gronberg
17. Pedoman pelaksanaan MBS yang mencakup kerangka nasional dan otonomi sekolah
meliputi tiga kegiatan, kecuali ....
- A. rencana sekolah
- B. pembiayaan
- C. monitoring dan evaluasi
- D. pelaksanaan kegiatan sekolah
18. Kegiatan sekolah dalam menyusun anggaran yang terdiri dari sumber-sumber dana dari
pemerintah, orang tua murid, dan masyarakat termasuk dalam rencana ....
- A. sekolah
- B. pembiayaan
- C. monitoring
- D. observasi
19. Pedoman yang terdiri dari seperangkat peraturan yang diperlukan untuk pelaksanaan
otonomi pada masing-masing unsur merupakan pedoman dari ....
- A. pusat
- B. sekolah
- C. pemerintah setempat
- D. masyarakat
20. Yang dimaksud dengan konteks dalam MBS adalah ....
- A. evaluasi yang dilakukan oleh pengawas Dati II pusat
- B. evaluasi yang dilakukan berdasarkan komponen
- C. evaluasi berdasarkan penemuan dari pelaksanaan MBS
- D. eksternalitas sekolah demand dan support
Yang perlu di monitor dan dievaluasi dalam MBS adalah konteks atau eksternal sekolah yang berupa tuntutan dan dukungan, yang di dalamnya ada evaluasi kebutuhan, input, proses, output, dan outcome. Indicator keberhasilan MBS ditentukan oleh kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, efektivitas dan efisiensi pendidikan, dan tata pengelolaan sekolah yang baik.(D)
21. Bentuk model pengelolaan dalam pelaksanaan MBS di Australia ditandai dengan tiga kemungkinan yaitu, kecuali ....
21. Bentuk model pengelolaan dalam pelaksanaan MBS di Australia ditandai dengan tiga kemungkinan yaitu, kecuali ....
- A. standard flexibility option - So
- B. resourse flexibility option - So
- C. enhanced flexibility option - Eo1
- D. enhanced flexibility option - Eo2
Model MBS di Australia
Karakteristik MBS di Australia dapat dilihat dari aspek kewenangan sekolah yang meliputi:
Karakteristik MBS di Australia dapat dilihat dari aspek kewenangan sekolah yang meliputi:
- menyusun dan mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
- melakukan pengelolaan sekolah yang dapat dipilih diantara tiga kemungkinan yaitu standard flexbility option (SO), Enchanced Flexibility Option-1(EO1),dan enchanced Flexibility-2(EO2).
- merencanakan , melaksanakana dan mempertanggungjawabkannya.
- adanya akuntabilitas dalam pelaksanaan MBS.
- menjamin dan mengusahankan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan.
- adanya fleksibilitas dalam sumber daya sekolah.(B)
- A. long life education
- B. learning by doing
- C. pendidikan by charter
- D. school annual planning
Model MBS di Amerika Serikat disebut dengan Site based Management. Beberapa pendapat yang mendudkung diadakannya MBS menyarankan bahwa sebagai syarat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan maka otoritas pengambilan keputusan harus pada tingkat sekolah.
23. Di Indonesia pelaksanaan MBS ditandai oleh....
23. Di Indonesia pelaksanaan MBS ditandai oleh....
- A. otonomi penuh sekolah yang mempunyai visi dan misi yang perlu dipertahankan
- B. wewenang pusat yang tetap melaksanakan pemantauan
- C. sekolah secara penuh berhak menyusun rencana strategis
- D. pertanggungjawaban perencanaan dan pelaksanaan sekolah
Dengan adanya kebijakan tersebut maka pengelolaan pendidikan dilakukan secara otonom yaitu dengan model manajemen berbasis sekolah atau school based management. Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyaraka dan pemerintah.(A)
24. Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah untuk mengatur dan menampung aspirasi masyarakat dalam melaksanakan kontrol terhadap sekolah tertuang dalam undang-undang ....
24. Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah untuk mengatur dan menampung aspirasi masyarakat dalam melaksanakan kontrol terhadap sekolah tertuang dalam undang-undang ....
- A. nomor 20 - tahun 1999 dan UU 25 - 2000
- B. nomor 20 - tahun 1999 dan UU 26 - 2000
- C. nomor 22 - tahun 1999 dan UU 25 - 2000
- D. nomor 23 - tahun 1999 dan UU 27 - 2000
Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU. No. 25 Tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi terhadap bidang-bidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk dalam bidang pendidikan. Sehingga penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah desentralisasi.(C)
25. Yang tidak termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kinerja kepala
25. Yang tidak termasuk dalam faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan kinerja kepala
sekolah dalam pelaksanaan MBS yaitu ....
- A. kurikulum yang flexible
- B. proses belajar mengajar yang efektif
- C. lingkungan sekolah dan sumber daya sekolah
- D. pedoman pengawasan sekolah
Di dalam MBS faktor-faktor yang dapat mendukung kinerja sekolah meliputi antara lain input, yang meliputi sdm(kepala sekolah, guru sebagai tenaga pengajar, pegawai tata usaha, dan siswa). Sedangkan proses meliputi kurikulum yang flexible, pbm yang efektif, dan kepemimpinan. Sedangkan faktor hasil adalah standarisasi pengajaran dan evaluasi.((D)
26. Terdapat sepuluh tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam jangka panjang yang dirancang kebijaksanaan sekolah dalam MBS. Hal ini dikemukakan oleh ....
26. Terdapat sepuluh tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam jangka panjang yang dirancang kebijaksanaan sekolah dalam MBS. Hal ini dikemukakan oleh ....
- A. Glatthorn
- B. Kirst’s
- C. Blair
- D. Dubrin
27. Proses belajar mengajar efektif adalah suatu kondisi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berbeda pendapat. Cara belajar seperti tersebut diatas adalah menggunakan metode ....
- A. Resource based learning
- B. Instructional aids
- C. School base manajemen
- D. Learning by doing
28. Akuntabilitas adalah kondisi seseorang dinilai oleh orang lain karena kualitas performenya dalam mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya, dikemuka-kan oleh ....
- A. Blair
- B. Eliot
- C. Mc. Ashan
- D. Glathorn
McAshan (1983) menyebutkan bahwa akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performannya dalam menyelesaikan tujuan yang menjadi tanggungjawabnya. (C)
29. Fungsi akuntabilitas adalah ....
29. Fungsi akuntabilitas adalah ....
- A. memberikan informasi yang selalu siap dan akurat
- B. adanya peluang untuk komunikasi dalam mencapai kesepakatan
- C. petugas pelaksana tidak boleh menyimpang dari kesepakatan bersama
- D. memberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
30. Yang tidak termasuk dalam akuntabilitas pendidikan yang dikemukakan oleh Mc. Ashan adalah ....
- A. program dan manajemen personalia yang mengarah kepada tujuan
- B. manajemen yang efektif dan efisien
- C. pengembangan program, personalia dan hubungan masyarakat
- D. perencanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah
Akuntabilitas dalam bidang pendidikan, seperti yang di katalkan oleh H.H. Mc Ashaan, yaitu : (1) program dan manajemen personalia yang mengarah kepada tujuan, (2) penekanan manajemen yang efektif dan efisien, dan (3) pengembangan program, pengembangan personalia, peningkatan hubungan dengan masyarakat, dan kegiatan-kegiatan manajemen. (D)
31. Yang dimaksud dengan perencanaan partisipatori adalah perencanaan yang menekankan..
31. Yang dimaksud dengan perencanaan partisipatori adalah perencanaan yang menekankan..
- A. sifat lokal atau desentralisasi
- B. sifat pusat atau sentralisasi
- C. sifat pusat dan lokal
- D. kepada pengendalian di lapangan
32. Memperjelas program yang operasional, tujuan yang spesifik merupakan ....
- A. manfaat akuntabilitas
- B. langkah-langkah akuntabilitas
- C. tujuan akuntabilitas
- D. konsep akuntabilitas
33. Yang tidak termasuk dalam prinsip-prinsip manajemen sekolah unggul adalah ....
- A. adanya proses berkelanjutan dalam peningkatan mutu
- B. mutu harus ditentukan oleh pengguna
- C. prestasi diperoleh melalui pemahaman visi sekolah dan siswa berprestasi
- D. mudah beradaptasi dengan perubahan yang ada di masyarakat
34. Sekolah yang mempunyai visi, misi dan adanya komitmen staf untuk berprestasi serta
kendali mutu dan perbaikan berkelanjutan dengan dukungan masyarakat adalah sekolah
- A. swasta
- B. IPTEK
- C. unggul
- D. modern
35. MBS menuntut adanya perubahan budaya organisasi yang diarahkan kepada pencapaian
- A. tujuan
- B. kuantitas
- C. kualitas
- D. program
Membangun budaya organisasi dan budaya mutu dalam organisasi dengan semangat kepemimpinan pendidikan yang mumpuni, utuh dan benar yang diikuti dengan semangat manajemen perubahan (change management) guna menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas tinggi yang bersifat organik.(C)
36. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan sebaiknya kepala sekolah memberikan wewenang kepada ....
36. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan sebaiknya kepala sekolah memberikan wewenang kepada ....
- A. guru
- B. siswa
- C. staf administrasi
- D. masyarakat
37. Yang dimaksud dengan Total Quality Management atau TQM adalah ....
- A. suatu pendekatan yang seharusnya menjadi paradigma MBS
- B. suatu pendekatan dengan tujuan meningkatkan produktivitas baik kualitas maupun kuantitas
- C. efektivitas kegiatan kepala sekolah
- D. pendekatan metode evaluasi kegiatan sekolah
Konsep mutu dalam pengertian standar dipraktikan oleh TQM, sebagai suatu pendekatan untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan dengan melakukan upaya mencapai standar yang ditetapkan sejak dari input, proses, sampai hasilnya.(B).
38. Keberhasilan dan kegagalan implementasi TQM adalah pada ....
38. Keberhasilan dan kegagalan implementasi TQM adalah pada ....
- A. manajemen commitment
- B. manajemen credulity is worker
- C. manajemen personality
- D. employee inrolment
Hampir semua pakar TQM sependapat bahwa salah satu fungsi pokok keberhasilan atau kegagalan implementasi TQM adalah management commitmen. (A)
39. Komitmen dalam TQM yang dikemukakan oleh Dobbind meliputi tiga hal, kecuali ....
39. Komitmen dalam TQM yang dikemukakan oleh Dobbind meliputi tiga hal, kecuali ....
- A. waktu
- B. antusias
- C. tersedianya sumber
- D. adanya kontrol
Apabila manajemen mempunyai dan memegang teguh komitmennya . Kemungkinan besar mereka akan berhasil. Sebaliknya , apabila mereka kurang komitmen bisa dipastikan bahwa organisasi akan mengalami kegagalan mencapai TQM. Komitmen ini setidaknya, menurut Dobbind(1995) meliputi tiga hal, yaitu waktu, antusiatitas( enthusiasm) dan tersedianya sumber-sumber(resource) dalam organisasi. (D)
40. Kegagalan implementasi TQM dari pengaruh eksternal organisasi adalah, kecuali ....
40. Kegagalan implementasi TQM dari pengaruh eksternal organisasi adalah, kecuali ....
- A. ketidakmampuan mengontrol kualita
- B. kurang memfokuskan pada siswa
- C. kurang memfokuskan pada masyarakat
- D. tidak ada pengarahan dari kepala sekolah
Dilihat dari sudut pengaruh extern organisasi, bahwa kegagalan implementasi TQM terutama disebabkan karena dua hal pokok, yaitu peran supplier dan consumer. Peran supplier dalam hal ini mengacu pada external supplier bukan internal supplier.
- Ketidakmampuan mengontrol kualitas produk supplier
- Kurang memfokuskan pada konsumen (siswa)
- Lack of guidance(tidak ada pengarahan dari kepala sekolah )(C)
- A. konsep tentang mutu
- B. karakteristik mutu
- C. tujuan tentang mutu
- D. hasil dari mutu
42. Mutu dalam dunia pendidikan menekankan kepada ....
- A. kualitas anak didik
- B. jasa atau service berupa layanan
- C. kualitas guru
- D. kualitas kepala sekolah
Mutu dalam konteks manajemen mutu terpadu atau Total Quality Management (TQM) bukan hanya suatu gagasan, tetapi suatu filosofi dan metodologi untuk membantu lembaga dalam mengelola perubahan secara sistematik dan totalitas, melalui suatu perubahan visi, misi, nilai, serta tujuan. Di dalam dunia pendidikan untuk menilai mutu lulusan suatu sekolah dilihat dari keseuaian dalam kemampuan yang dimilikinya dengan tujuan yang telah ditetapkan di dalam kurikulum.(A)
43. Pemakai jasa pendidikan yang dikategorikan pemakai internal adalah ....
43. Pemakai jasa pendidikan yang dikategorikan pemakai internal adalah ....
- A. masyarakat
- B. guru
- C. dunia usaha
- D. organisasi pemerintah
Dalam MMT sekolah dipahami sebagai Unit Layanan Jasa, yakni pelayanan pembelajaran. Sebagai unit layanan jasa, maka yang dilayani sekolah (pelanggan sekolah ) adalah: 1) Pelanggan internal : guru, pustakawan, laboran, teknisi dan tenaga administrasi, 2) Pelanggan eksternal terdiri atas : pelanggan primer (siswa), pelanggan sekunder (orang tua, pemerintah dan masyarakat), pelanggan tertier (pemakai/penerima lulusan baik diperguruan tinggi maupun dunia usaha).(B)
44. Performance atau grade of quality yang dikemukakan oleh Garvin merujuk kepada ....
44. Performance atau grade of quality yang dikemukakan oleh Garvin merujuk kepada ....
- A. karakteristik produk atau jasa
- B. sesuatu yang menarik
- C. produk yang tahan lama
- D. sesuatu yang memiliki ketanggapan yang tinggi
Kualitas produk merupakan hal yang penting bagi konsumen.Kualitas produk, baik yang berupa jasa atau produk perlu ditentukan melalui dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi kualitas produk dapat dilakukan melalui 8 dimensi yang dikemukakan oleh Prof. David Garvin yaitu :
- Performance (kinerja). Berhubungan dengan karakteristik dasar dari sebuah produk
- Durability (daya tahan).
- Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)
- Features (fitur)
- Reliabilty (reliabilitas)
- Aesthetics (estetika)
- Perceived quality (kesan kualitas)
- Serviceability(kemudahan perbaikan) (A)
- A. guru
- B. siswa
- C. kepala sekolah
- D. staf administrasi
Adanya kemampuan, lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta intelegensia bakat dan minat yang mempengaruhi Manajemen Mutu Terpadu atau MMT merupakan aspek siswa (B)
46. Konsumen merupakan penentu dari kualitas terakhir dan kualitas harus dikembangkan pada awal proses bukan dikemudian. Hal tersebut dikemukakan oleh ....
46. Konsumen merupakan penentu dari kualitas terakhir dan kualitas harus dikembangkan pada awal proses bukan dikemudian. Hal tersebut dikemukakan oleh ....
- A. Amin Wijaya
- B. Fakry Gaffar
- C. M. Achsan
- D. J. Salusu
Salusu (1996) menyatakan manajemen mutu terpadu adalah suatu komitmen yang penuh kesungguhan untuk meningkatkan mutu, berjangka panjang, serta membutuhkan penggunaan peralatan dan teknik-teknik tertentu, Namun, sebenarnya bukanlah peralatan dan teknik yang terutama, tetapi justru komitmen itu sendiri. MMT adalah manajemen yang menciptakan dan mengembangkan seperangkat nilai dan keyakinan yang akan membuat setiap orang mengetahui bahwa kualitas untuk konsumen adalah tuntutan yang paling utama.(D)
47. Yang dimaksud dengan SWOT adalah ....
47. Yang dimaksud dengan SWOT adalah ....
- A. strength atau kekuatan, weakness atau kelemahan, opportunity atau peluang, threats atau ancaman
- B. strong atau kuat, weakness atau kelemahan, opportunity atau peluang, threats atau bahaya
- C. strength atau bahaya, weakness atau kekurangan, opportunity atau peluang, threats atau kesimpulan
- D. strength atau perbedaan, weakness atau kekurangan, opportunity atau peluang, threats atau kendali
SWOT
- Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
- Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
- Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
- Memiliki kemampuan-kemampuan bertaraf nasional plus internasional sekaligus, yang ditunjukkan oleh penguasaan SNP Indonesia dan penguasaan kemampuan-kemampuan kunci yang diperlukan dalam era global.
- Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.(A)
- A. SWOT
- B. MMT
- C. MBS
- D. TQM
49. Analisis SWOT harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut, kecuali ....
- A. strategi apa yang akan dipilih oleh kita
- B. apa kelemahan strategi yang digunakan
- C. apakah kita akan bersaing dengan orang lain
- D. apakah kita ingin berbeda dengan yang lain atau tidak
50. Kekuatan dalam perubahan peningkatan mutu menunjukkan fenomena yang berkelanjutan sehingga diperlukan ....
- A. tujuan yang jelas
- B. peningkatan layanan kepada masyarakat
- C. strategi pengembangan mutu
- D. evaluasi pengembangan mutu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar