Rabu, 24 Oktober 2012

Peribahasa Indonesia

Peribahasa Indonesia. Peribahasa adalah kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Sebuah pepatah yang menjelaskan aturan dasar perilaku mungkin juga dikenal sebagai sebuah pepatah. Jika peribahasa dibedakan dengan ungkapan yang sangat baik, mungkin akan dikenal sebagai sebuah aforisme. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena didahului oleh perkataan "seolah-olah", "ibarat", "bak", "seperti", "laksana", "macam", "bagai", dan "umpama". Berikut ini beberapa contoh peribahasa beserta artinya.


Berikut adalah Peribahasa Indonesia :    
A.
  • Adat tua menanggung ragam ; makin  tua makin banyak menanggung cobaan hidup .
  • Anak dipangku dilepaskan, buruk dirimba dilepaskan : anak sendiri disia-siakan, anak orang lain diperhatikan 
  • Adat teluk timbunan kapal ; orang miskin wajar kalau minta tolong pada orang kaya.
  • Anjing menggongong, kafilah berlalu 
  • Asam digunung garam dilaut akhirnya bertemunya dibelanga ; kalau memang sudah jodoh dimana saja pasti bertemu
  • Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga ; sifat orang itu biasanya menurun kepada anak-anaknya
  • Air jernih ikannya jinak ; negeri yang makmur rakyatnya juga tentram
  • Air yang tenang kadang berbahaya ; jangan dikira norang yang tenang/pendiam itu baik
  • Air tenang menghanyutkan ; orang yang tenang pun kadang membahayakan orang lain
  • Ada gula ada semut ; di tempat yang ada rejeki meski dikerumuni orang
  • Ada udang dibalik batu ; ada maksud yang tersembunyi
  • Air susu dibalas dengan air tuba ; kebaikan dibalas dengan kejelekan
  • Air beriak tanda tak dalam ; orang yang banyak bicara sering-sering tak berilmu
B. 
  • Bagai kacang lupa akan kulitnya. Seseorang yang lupa akan asal-usulnya. Terutama seseorang yang berasal dari desa dan pergi ke kota, menjadi kaya atau memiliki jabatan tinggi, dan lupa daratan.
  • Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati tak mau. Sangat sengsara; hidup melarat
  • Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan ayah mati. Sesuatu yang membingungkan.
  • Bagai pungguk merindukan bulan. Seseorang yang mencintai kekasihnya tetapi cintanya tidak berbalas. Merindukan kekasih yang tak mungkin didapat karena perbedaan derajat
  • Belajar di yang pintar, berguru di yang pandai. Tuntutlah ilmu dari sumber yang tepat
  • Barang siapa yang menggali lubang akan terperosok sendiri ; siapa yang membuat kesusahan orang lain akhirnya dia sendiri yang mendapat kesusahan.
  • Buruk muka cermin dibelah ; diri sendiri yang berbuat salah orang lain dikorbankan/disalahkan
  • Belum beranak sudah ditimang ; Berkhayal sesuatu yang belum dimilikkinya
  • Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian ; bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian
  • Belum bertaji sudah berkokok ; belum kuat sudah sumbar
  • Bersatukita teguh bercerai kita runtuh ; kekuatan ada jika kita bersatu, dan kita akan kalah jika kita bertengkar
  • Berdikit-dikit lama-lama menjadi bukit ; sesuatu yang sedikit jika kumpulkan akan menjadi banyak jumlahnya
  • Belum bertaji hendak bertarung ; belum mempunyai kekuatan sudah ingin bersaing
  • Bergantung di akar lupuk ; minta perlindungan kepada orang yang lemah
  • Berat sama dipikul ringan sama dijinjing ; susah dan senang sama-sama merasakan
  • Bermain api hangus, bermain air basah ; semua pekerjaan akan mengalami8 akibat/resiko
C.
  • Cacing menjadi ular naga. Orang kecil menjadi orang besar.
  • Cepat kaki ringan tangan ; suka membantu suka menolong
  • Cerdik perempuan melebuhkan, saudagar muda mengutangkan
D. 
  • Daripada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah ; lebih baik mati daripada hidup menanggung malu
  • Daripada berputih tulang lebih baik berputih mata ; lebih baik mati dari pada menanggung rasa malu
  • Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri.
  • Di atas langit masih ada langit. Ketika kita merasa hebat atau pandai, jangan lupa bahwa masih ada orang lain yang lebih hebat atau lebih pandai dari kita
  • Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu ; perbuatannya kelihatan baik tapi hatinya sangat buruk
  • Dalamnya laut dapat diukur dalam hati siapa tahu ; kita tidak tahu apa yang sedang dipikirkan seseorang dalam hatinya
  • Datang tampak muka, peregi tampak punggung ; datang atau pergi di tempat tertentu, sebaiknya pamit
G. 
  • Gajah dipelupuk mata tak tampak punggung ; kesalahan sendiri tak kelihatan walau besar, kesalahan orang lain diketahui walaupun kecil
  • Gajah mati tinggalkan gading, harimau mati tinggalkan belang. Orang meninggal selalu meninggalkan hal hal yang baik maupun buruk yang selalu diingat orang
  • Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah. Orang-orang besar berkelahi, orang kecil yang menjadi korbannya. Negara berperang, rakyat yang menjadi korbannya
  • Gali lubang, tutup lubang. Mengambil atau mencari hutang baru untuk membayar hutang yang lama
  • Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Murid biasanya bulat-bulat mencontoh gurunya, maka guru sebaiknya jangan memberikan contoh yang buruk. Jika seorang pemimpin berbuat buruk, maka pengikut-pengikutnya akan berbuat lebih buruk daripada yang dilakukan oleh pemimpin tersebut.
H. 
  • Habis manis sepah dibuang
  • Hancur badan dikandung tanah, budi baik dikenang juga ; jasa baik takkan terlupa walau sudah mati
  • Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicacah ; penghasilan besar ataupun kecil sama-sama dirasakan
  • Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading ; orang baik-baik yang mati jasanya masih dikenang dan ditiru juga
  • Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Menginginkan sesuatu yang sulit dicapai.
  • Hidup segan mati tak mau ; tak ada gairah hidup, senantiasa merana dan sengsara
I.
  • Indah kabar dari rupa ; berita baik tapi buktinya tak memadai
  • Ibarat ayam tiada mengais tiada makan ; kalau ingin makan bekerjalah dulu
  • Intan tetap intan walau dalam mulut anjing ; kebaikan seseorang akan tetap baik walau dalam keadaan yang kurang baik
  • Ibarat menggenggam bara, terasa panas dilepaskan ; melepaskan pekerjaan setelah dirasakan makin berat
  • Ilmu yang tidak diamalkan bagai pohon yang tidak berbuah ; ilmu yang tidak diajarkan/ditularkan kepada orang lain sebenarnya tiada berguna
  • Ilmu padi, makin berisi, makin merunduk. Semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya. Kalau sudah pandai jangan sombong, selalulah rendah hati
J.
  • Jauh panggang dari api ; jawaban yang jauh berbeda dari apa yang ditanyakan
  • Jika pandai menitih buah selamat badan diseberang ; cita-cita akan tetap tercapi jika pandai berusaha tak mudah berputus asa, serta sangat berhati-hati
  • Kalah membeli menang memakai ; membeli dengan harga mahal tetapi barangnya awet
  • Katak hendak jadi lembu ; ingin meniru orang lain yang lebih kaya dan pandai tetapi awaknya sendiri yang hancur binasa
  • Ke bukit sama didaki, ke lurah sama dituruni ; senang atau susah dilakukan bersama-sama
  • Ke mana kelok lilin ke sana arah angin bertiup ; ke mana arah langkahnya situ sebenarnya tujuannya
  • Ke mana kelok lilin ke sana kelok loyang ; orang yang meminjamkan uang dan ingin memungut laba dari pinjamannya, maksudnya tak mungkin dihalangi
  • Kalah jadi abu, menang jadi arang ; Dalam bertengkar siapa yang menang atau kalah sama-sama merugi
  • Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah ; kasih sayang anak tak mampu menandingi kasih sayang ibu kepada anak
  • Kalau tak ada api masakan ada asap ; jika ada berita tentu ada peristiwa
L.
  • Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya ; setiap daerah mempunyai tata cara /aturan hidupnya sendiri
  • Lebih baik mati berkalang tanah, dari pada hidup bercermin bangkai
  • Lidah biawak ; orang yang bersikap tak tentu, memihak lawan dan kawan
  • Lempar batu sembunyi tangan ; tidak bertanggung jawab atas segala perbuatannya
  • Lepas dari mulut harimau, masuk kedalam mulut buaya.  Baru saja terlepas dari satu bahaya, jatuh kembali kedalam bahaya yang lain. Atau dapat juga di artikan sebagai nasib sial yang data berturut-turut. 
M.
  • Malu bertanya sesat di jalan ; siapa malu bertanya jika tidak tahu tentu akan merugi
  • Mati kasturi karena baunya ; orang yang akhirnya merugi hanya karena kelebihannya
  • Membasuh muka dengan air liur ; memperbanyak kesalahan pada diri sendiri
  • Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai ; cita-cita ada, tapi apa daya belum terlaksana karena kemampuan yang terbatas
  • Meminta dedak kepada orang mengubik ; meminta pertolongan kepada orang yang lemah
  • Menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri ; membuka rahasia keluarga, diri sendiri yang ikut rugi
  • Mulut bau madu tapi pantat bau sengat ; manis kata-katanya tapi jahat hatinya
  • Mengembangkan ketiak amis ; membuka keburukan keluarga sendiri kepada orang lain
  • Mencari jejak dalam air ; menegrjakan pekerjaan yang jelas tidak mungkin dapat selesai
  • Menebas buluh serumpun ; membinasakan kaum keluarganya sendiri
  • Menjilat air liur ; mencabut janjinya sendiri kepada orang lain
  • Mencabik baju di dada ; membuka keburukan keluarga sendiri pada orang lain
  • Memasang pelita di siang hari ; melakukan pekerjaan yang sia-sia
  • Menegakkan benang basah ; melakukan pekerjaan yang jelas sia-sia
  • Musang berbulu ayam ; menyembunyikan kepalsuan dibalik kepandaian
N. 
  • Nasi sudah menjadi bubur ; sesuatu yang sudah terlanjut tak mungkin diurungkan lagi
  • Nyamuk mati gatal tak lepas. Orang yang didendami sudah dijatuhi hukuman, namun dendam terhadapnya tidak juga hilang
O.
  • Orang kantuk disodori bantal ; Mendapatkan sesuatu yang memang diharapkan
  • Ombaknya kedengaran tapi pasirnya belum kelihatan. Keharuman nama seseorang sudah diketahui tapi hasil kerjanya belum lagi tampak
P.
  • Pahit jangan lekas dimuntahkan manis jangan lekas ditelan
  • Pagar makan tanaman ; Seseorang merusak sesuatu yang justru harus dijaga
  • Panas hari lupa kacang akan kulitnya ; Setelah bahagia lupa akan asalnya
  • Panas setahun dihapus hujan sehari ; Kebaikan yang lama dipupuk dirusakkan oleh keburukan yang hanya sekali/sekejap
  • Pikir itu pelita hati ; dengan pikiran seseorang akan memperoleh kebaikan yang diinginkan
  • Pucuk dicita ulam pun tiba ; mendapatkan sesuatu yang memang diharapkan
R. 
  • Raja adil raja yang disembah, raja lalim raja disanggah ; pimpinan yang adil dan bijaksana disenangi, pimpinan yang kejam dilawan
  • Rawe-rawe rantas malang-malang putung. Segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan
  • Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Se-ia sekata, sehidup semati. Persahabatan yang erat. Senang dan susah dialami bersama. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan apabila dikerjakan bersama-sama.
  • Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri.  Apa yang dimiliki oleh orang lain, biasanya terlihat lebih indah (lebih baik) dari apa yang kita miliki.
S.
  • Sedia payung sebelum hujan ; bersiap-siap sebelum kesulitan menimpa diri
  • Setali tiga uang ; sama saja
  • Sepandai-pandai tupai melompat sesekalih jatuh juga ; sepandai-pandai seseorang, sekali waktu ada salahnya pula
  • Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui ; sekali bekerja berbagai masalah terselesaikan
  • Setinggi terbang bangau akhirnya kembali ke kubangan juga ; sejauh-jauh orang merantau akhirnya pulang ke kampung asalnya juga
  • Seperti ilmu padi makin tua makin merunduk ; seseorang yang makin berilmu hendaknya makin tak sombong
  • Seperti pinggan dekat dengan mangkuk, salah sedikit sudah terantuk ; dalam keluarga besar kesalahan dan perselisihan itu terjadi diantara mereka itu biasa
  • Sebab nila setitik rusak susu sebelanga ; kebaikan sebanyak itu rusak/cela karena keburukan yang hanya sedikit
  • Seperti orang buta kehilangan tongkat ; seseorang yang kebingungan karena kehilangan cara menolong diri sendiri
  • Sekali lancung keujian seumur hidup tak dipercaya ; sekali berbuat kesalahan selamanya tak akan dipercaya lagi
  • Seorang makan cepedak semua kena getahnya ; satu orang yang bersalah, yang lain dipersalahkan juga
T.
  • Tangan merentang bahu memikul ; berani berbuat berani bertanggung jawab
  • Tambah air tambah sagu ; tambah pekerjaan tambah pula penghasilan
  • Tak ada gading yang tak retak ; tiada sesuatu di dunia ini yang tanpa cela
  • Takut titik lalu tumpah ; takut salah sedikit malah rugi besar
  • Tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan ; tetap tegar walaupun dalam hidupnya banyak cobaan
  • Terapung sama hanyut, terendam sama basah ; sehidup semati meskipun banyak mendapat cobaan
  • Tangan singkat hendak mengulur ; orang yang tak berkemampuan hendak menolong
  • Titian bisa lapuk, janji bisa mungkir ; jangan terlalu percaya pada janji seseorang karena kerap kali janji itu tidak ditepati
  • Tertungging bagi kodok dalam lubang ; seseorang yang menderita berbagai kesukaran
  • Timbang berat sebelah ; perbuatan seseorang yang tidak adil
  • Turutkan rasa binasa, turutkan hati mati ; seseorang yang hancur menuruti hawa nafsunya
U.
  • Umur setahun jagung, darah setampuk pinang ; orang yang masih muda belum banyak pengalaman
  • Untung melambung, malang menimpa ; tak putus dirundung malang
  • Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kehidupan didepan kita adalah rahasia Allah, untung maupun malang sering datang tiba-tiba tanpa disangka
  • Utang emas dapat dibayar, utang budi dibawa mati.  Lebih baik berhutangkan barang daripada termakan budi orang, karena utang budi sukar sekali membayarnya
Y.
  • Yang menggali lubang, akan terperosok lubang sendiri. Orang yang akan mencelakakan orang lain biasanya dia sendiri yang terlebih dahulu celaka.
  • Yang secupak takkan jadi segantang. Nasib/rezeki/usia yang sudah ditetapkan Allah takkan dapat diubah lagi. Sudah segitulah
  • Yang terbujur lalu, yang terlintang patah. Yang sehaluan akan selamat, yang menghalang-halangi akan beroleh celaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar