Membaca Puisi. Puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata, rima dan irama sebagai media penyampaian untuk membuahkan ekspresi, ilusi dan imajinasi. Rima adalah persamaan bunyi akhir dalam setiap bait puisi. Dalam puisi keindahan ilusi, penataan unsur bunyi juga merupakan gambaran gagasan penciptanya/penyairnya. Membaca puisi termasuk pada kegiatan membaca nyaring untuk kepentingan seni. Ketika membaca puisi, si pembaca dituntut tidak hanya menyaringkan suaranya, tetapi juga perlu memerhatikan lafal, intonasi, dan ekspresi. Tujuannya agar dapat membaca puisi dengan penuh perasaan sesuai dengan pesan dari puisi itu.
Unsur-unsur Puisi
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik , bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan sebagai berikut.
- Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
- Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.
- Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
- Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi sebagai berikut:
- Ketepatan ekspresi/mimik, Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka.
- Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
- Kejelasan artikulasi, Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
- Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang dimilikinya.
- Irama puisi artinya panjang pendek, keras lembut, tinggi rendahnya suara.
- Intonasi atau lagu suara
Ketika puisi tersebut dibacakan, suaramu harus terdengar keras. Latihan melafalkan kata dengan benar, akan membantumu melancarkan pengucapan kata. Caranya, bacalah kata dengan pelan, lalu semakin lama percepatlah cara pengucapan kata itu. Selain melafalkan, kita juga harus berlatih membaca kalimat dengan intonasi yang tepat. Ada hal penting lain yang dapat dilakukan sebelum kamu membaca puisi. Kamu boleh membubuhkan tanda jeda. Tanda jeda ini akan memperjelas makna dan mengatur naik turunnya napas.
Dalam membaca puisi, kita harus memahami tentang jeda. Tanda jeda sangat dibutuhkan untuk menentukan pemenggalan kata. Makna kata dapat berarti lain, jika pemakaian tanda jeda tidak tepat. Mari kita perhatikan beberapa contoh tanda jeda dan penggunaannya seperti berikut ini!
- a. Tanda satu garis miring (/), Tanda ini menyatakan jeda.
- b. Tanda dua garis miring (//), Tanda ini menyatakan berhenti.
- c. Tanda tiga garis miring (///), Tanda ini menyatakan hentian yang terakhir.
- d. Tanda koma (,) menyatakan pembacaan dari suatu larik belum selesai.
- e. Tanda titik (.) menyatakan pembacaan dari suatu larik sudah selesai.
Perhatikan contoh puisi di bawah ini :
Kupu-kupu
Alangkah elok warnamu/
Terbang di antara bunga-bunga/
Mencari madu//
Kadang kulihat engkau berayun/
Di tangkai dan daun-daun/
Atau berkejaran bersama kawanmu//
Kupu-kupu/
Alangkah senang aku melihatmu/
Dapatkah aku memiliki sayap indah/
Seperti sayapmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar