Kondisi Geografis dan Penduduk. Dalam usaha memahami perkembangan lingkungannya, diharapkan manusia dapat mengenali unsur-unsur lingkunganmyang berpengaruh terhadap kehidupannya, baik unsur fisik (alam) maupun unsur sosial. Unsur lingkungan fisik disebut sebagai kondisi geografis, sedangkan unsur lingkungan sosial dalam ilmu geografi lebih mengarah kepada kondisi penduduk yang dipengaruhi kondisi geografisnya. Oleh karena itu keterkaitan antara kondisi geografis dengan kondisi penduduknya sangat erat.
1. Kondisi Geografis suatu Wilayah
Yang termasuk unsur-unsur lingkungan fisik geografis meliputi unsur letak, relief, cuaca dan iklim, jenis tanah, flora dan fauna, sumber daya air dan kelautan, serta sumber daya mineral. Berkaitan dengan usaha memahami ciri-ciri unsur lingkungan fisik geografis suatu wilayah, kita coba menerapkannya dalam mengkaji kondisi geografis wilayah Indonesia.
a. Letak
Kondisi letak suatu wilayah biasanya berhubungan dengan unsur lokasi, posisi, batas, bentuk, dan luas. Setelah kalianmengamati peta ASEAN di atas, maka kalian akan memperoleh fakta tentang kondisi letak geografis wilayah Indonesia sebagai berikut.
- Lokasi wilayah Indonesia berada di kawasan Asia Tenggara.
- Posisi astronomis wilayah Indonesia berada di antara 60LU- 110LS dan 950BT-1410BT.
- Posisi geografis wilayah Indonesia berada di antara Benua Asia dan Australia serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
- Batas-batas wilayah Indonesia, sebelah utara dengan Laut Andaman, Selat Malaka, Selat Singapura, Laut Cina Selatan, negara Malaysia, negara Filipina, Laut Sulawesi, dan Samudra Pasifik. Di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia, Laut Timor, negara Timor Leste, dan Laut Arafura. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, dan di sebelah timur berbatasan dengan negara Papua Nugini.
- Wilayah negara Indonesia berbentuk Kepulauan(archipelago) dengan jumlah seluruh pulaunya 17.504 buah.
- Luas wilayah Indonesia 5.193.252 km2, terbagi atas wilayah daratan seluas 1.904.569 km2 dan wilayah lautan seluas 3.288.683 km2. Sehingga perbandingan antara luas wilayah daratan dan lautan 2:3.
b. Relief
Relief atau topografi, adalah keadaan tinggi-rendahnya bentuk permukaan bumi. Penampakan alam yang berhubungan dengan relief wilayah daratan terdiri atas pegunungan, gunung, dataran tinggi, dataran rendah, lembah, dan dataran pantai. Sedangkan relief wilayah perairan daratan berupa danau, sungai, rawa, teluk, selat, dan terusan. Penampakan alam relief wilayah perairan laut atau relief dasar laut, terdiri atas bentuk paparan benua, lereng benua, lubuk laut, palung laut, punggung laut, ambang laut, dan gunung laut. Penampakan alam bentuk relief suatu wilayah di permukaan bumi pada peta, sering disajikan dalam bentuk tampilan simbol-simbol warna.
Dengan memperhatikan peta relief wilayah Indonesia di atas, maka kitaakan mendapatkan informasi tentang kondisi relief wilayah Indonesia, antara lain.
1) Berdasarkan reliefnya, bentuk muka bumi Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu:
- relief wilayah Indonesia Barat, meliputi kawasan Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, dan perairan di sekitarnya. Relief dasar laut wilayah perairan ini disebut Paparan/Dangkalan Sunda dengan kedalaman kurang dari 200 m.
- relief wilayah Indonesia Tengah, meliputi kawasan Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Kepulauan Nusa Tenggara, dan perairan sekitarnya. Relief dasar lautwilayah ini merupakan laut dalam di atas 200 m.
- relief wilayah Indonesia Timur, meliputi kawasanKepulauan Aru, Pulau Misool, Pulau Salawat, Pulau Arafura, Kepulauan Tanimbar, Pulau Papua, dan perairan sekitarnya. Relief dasar laut wilayah ini disebut Paparan/Dangkalan Sahul dengan kedalaman kurang dari 200 m.
2) Relief daratan Indonesia didominasi oleh relief berupa.
- Pegunungan, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya dengan bentuk memanjang.
- Gunung, yaitu bagian muka bumi yang lebih tinggi daerah sekitarnya dengan bentuk seperti bidang kerucut.
- Dataran Tinggi, adalah wilayah permukaan bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitar dan pada bagian atasnya mendatar.
- Dataran Rendah, yaitu bagian permukaan bumi yang lebih rendah dari daerah sekitar berbentuk dataran.
- Pantai, yaitu wilayah daratan yang paling rendah berbatasan dengan perairan laut.
c. Cuaca dan Iklim
Dalam ilmu geografi yang termasuk unsur-unsur cuaca dan iklim, yaitu curah hujan, arah angin, tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban udara. Unsur-unsur cuaca dan iklim merupakan bagian dari kondisi geografis.
Ciri kondisi cuaca dan iklim yang terjadi di Indonesia sebagai berikut.
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan. Sedangkan flora, adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu kawasan dan tumbuh secara alami. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan lain-lain.
Menurut kondisi geografis wilayahnya, jenis flora dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai berikut.
Tanah merupakan bagian lapisan pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari berbagai campuran batuan induk yang telah lapuk, air, udara, jasad tumbuhan dan binatang yang telah mati. Jenis tanah yang tersebar di berbagai wilayah tidak sama, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis batuan induk, curah hujan, kekuatan pancaran sinar matahari, bentuk muka bumi, tumbuhan penutup tanah, dan pengaruh aktivitas makhluk hidup.
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis tanah tersebut subur, bergantung kepada ada tidaknya tiga unsur penyebab kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia karena tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial (hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus (hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit (tanah di pegunungan dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut (tanah rawa) dan tanah kapur (tanah di daerah berkapur)..
f. Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan, merupakan potensi gejala alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Sumber daya air adalah segala potensi air yang dikandung udara, di permukaan bumi, di dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk hidup. Bentuk-bentuk sumber daya air di daratan terdiri dari sungai, danau rawa, air rawa, air mata air (air tanah), dan air artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk sumber daya air ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah
Sumber daya kelautan adalah segala potensi yang dikandung oleh permukaan, di dalam, dan di dasar laut yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya kelautan dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi, jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air, obat-obatan, sarana olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah negara Indonesia merupakan wilayah perairan laut yang tersebar merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan berbagai jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut lainnya, seperti rumput laut, berbagai jenis karang, mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain.
g. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh melalui proses pertambangan (eksplorasi). Oleh karena itu sumber daya mineral sering disebut sebagai bahan galian tambang. Sumber daya mineral meliputi barang-barang galian tambang berupa energi migas dan nonmigas, mineral logam, serta batu nonlogam. Contohnya, minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel, tembaga, besi, perak, emas, aspal alam, belerang, gas alam, dan lain-lain.
2. Kondisi Penduduk Suatu Wilayah
Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah di muka bumi. Kondisi penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, perbedaan ini dapat dilihat dari faktor kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah berkenaan dengan faktor jumlah, tingkat pertumbuhan, susunan, tingkat kepadatan, dan persebarannya. Sedangkan kualitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah berkenaan dengan faktor sumber daya manusianya yang meliputi aspek tingkat pendidikannya, tingkat kesehatannya, dan perekonomiannya.
a. Kuantitas Penduduk
Secara kuantitasnya terdapat tiga permasalahan utama penduduk yang dihadapi Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke empat setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Dari hasil pencacahan jiwa yang di lakukan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduknya terus bertambah. Diperkirakan pada tahun 2005 kondisi jumlah penduduk Indonesia mencapai 241.973 jiwa.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Kondisi laju pertumbuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1990-2000 sebesar 1,49%, kemudian antara tahun 2000-2003 terjadi kenaikan, yakni mencapai 1,5%. Berikut ini disajikanpeta pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1990-2000 dan tahun 2000-2003.
Indonesia memiliki masalah persebaran penduduk yang tidak merata dari tiap pulau dan provinsinya. Persebaran penduduk berkaitan dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah rata-rata penduduk dalam satuan wilayah seluas satu kilometer persegi. Faktor-faktor lingkungan geografis yang mempengaruhi persebaran penduduk, antara lain lokasi, iklim, relief, tanah, sumber daya alam, sumber daya air, dan kebudayaan.
b. Kualitas Penduduk
Menyangkut permasalahan kondisi kualitas penduduk yang di hadapi oleh Indonesia, antara lain meliputi kondisi tingkat pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia, yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan yang dicirikan oleh jumlah sarana dan prasarana yang belum tersebar merata, dan pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah sehingga banyak anak putus sekolah.
Permasalahan di bidang kesehatan, yaitu masih buruknya kondisi gizi untuk kebutuhan ibu dan bayi, sehingga tingkat kematian bayi masih tinggi, angka usia harapan hidup rendah, kondisi lingkungan masih rendah menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, seperti DBD dan flu burung, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan masih minim terutama di daerah-daerah terpencil. Di bidang perekonomian, yaitu masih rendahnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan barang-barang pokok disebabkan tingkat pendapatan per kapita rata-rata masyarakat masih di bawah standar kelayakan hidup, tingkat pengangguran tinggi karena pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan.
3. Kaitan antara Kondisi Geografis dengan Keadaan Penduduknya
Kondisi geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Penduduk yang tinggal di wilayah ini umumnya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
b. Kehidupan di Wilayah Dataran Rendah
Penduduk di daerah dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah dataran rendah, umumnya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang telah maju, telah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan. Di samping itu, wilayah dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi wisata dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi
tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Ciri kondisi cuaca dan iklim yang terjadi di Indonesia sebagai berikut.
- Kondisi iklim Indonesia dipengaruhi angin muson, yaitu angin yang bertiup setiap enam bulan sekali dan selalu berganti-ganti arah. Adanya perubahan arah angin muson ini mengakibatkan kondisi iklim di Indonesia terbagi menjadi dua musim setiap tahunnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Antara periode bulan April – September berhembus angin muson tenggara yang membawa pengaruh musim kemarau. Sebaliknya antara periode bulan September – April berhembus angin muson barat yang mengakibatkan musim penghujan.
- Indonesia dilalui garis khatulistiwa, maka wilayahnya mendapat pemanasan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun. Akibatnya tingkat penguapan tinggi, udara cukup banyak mengandung uap air, dan hujan sering turun. Walaupun musim kemarau, tetapi dengan kondisi tingkat penguapan yang cukup tinggi, maka di beberapa tempatwilayah Indonesia sering terjadi hujan.
- Wilayah Indonesia terletak di antara dua samudra yang luas,sehingga kondisi iklim di Indonesia mendapat pengaruh iklim laut yang lembab. Kandungan uap air di udara sebagian besar berasal dari hasil penguapan perairan laut. Jadi semakin luas wilayah laut yang dilalui sinar matahari, semakin tinggi tingkat penguapan maka kondisi udara semakin lembab.
Fauna adalah jenis hewan yang hidup di suatu kawasan. Sedangkan flora, adalah spesies tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu kawasan dan tumbuh secara alami. Flora dan fauna bisa menjadi sumber kehidupan yang dapat diambil manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, yaitu sebagai sumber bahan makanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan lain-lain.
Menurut kondisi geografis wilayahnya, jenis flora dan fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga macam tipe, sebagai berikut.
- Tipe Asiatis, yaitu tipe flora dan fauna yang sejenis dengan di daratan Asia dan hidup di wilayah Indonesia bagian barat (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan).
- Tipe Australia, yaitu tipe flora dan fauna yang sejenis dengan di daratan Australia dan hidup di bagian timur wilayah Indonesia (Papua dan pulau-pulau sekitarnya).
- Tipe peralihan, yaitu tipe flora dan fauna yang tidak di jumpai di Daratan Asia maupun Australia. Tipe jenis ini hidup di wilayah Indonesia bagian tengah (Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara).
Tanah merupakan bagian lapisan pembentuk kulit bumi paling atas dan sangat tipis yang terbentuk dari berbagai campuran batuan induk yang telah lapuk, air, udara, jasad tumbuhan dan binatang yang telah mati. Jenis tanah yang tersebar di berbagai wilayah tidak sama, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis batuan induk, curah hujan, kekuatan pancaran sinar matahari, bentuk muka bumi, tumbuhan penutup tanah, dan pengaruh aktivitas makhluk hidup.
Jenis tanah yang tersebar di Kepulauan Indonesia berjumlah sekitar 22 jenis tanah. Tidak semua jenis tanah tersebut subur, bergantung kepada ada tidaknya tiga unsur penyebab kesuburan tanah, yaitu unsur hara, kandungan air, dan susunan butir tanah. Tanah yang paling dikenal di Indonesia karena tingkat kesuburannya cukup tinggi, antara lain tanah vulkanik (berasal dari pelapukan abu vulkanik), tanah aluvial (hasil endapan erosi di sekitar aliran sungai), tanah humus (hasil pembusukan bahan-bahan organik), tanah podzolit (tanah di pegunungan dengan tinggi curah hujan). Jenis tanah lain tapi kurang subur yaitu tanah gambut (tanah rawa) dan tanah kapur (tanah di daerah berkapur)..
f. Sumber Daya Air dan Kelautan
Sumber daya air yang ada di daratan dan sumber daya kelautan, merupakan potensi gejala alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup khususnya manusia. Sumber daya air adalah segala potensi air yang dikandung udara, di permukaan bumi, di dalam tanah, dan proses yang menyertai yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan semua makhluk hidup. Bentuk-bentuk sumber daya air di daratan terdiri dari sungai, danau rawa, air rawa, air mata air (air tanah), dan air artesis. Di Indonesia bentuk-bentuk sumber daya air ini hampir tersebar merata di seluruh wilayah
Sumber daya kelautan adalah segala potensi yang dikandung oleh permukaan, di dalam, dan di dasar laut yang dapat memberikan manfaat. Sumber daya kelautan dapat kita manfaatkan sebagai sumber perikanan, energi, jalur transportasi, keseimbangan iklim bumi, persediaan air, obat-obatan, sarana olah raga, dan lain-lain. 71% wilayah negara Indonesia merupakan wilayah perairan laut yang tersebar merata menyatukan seluruh pulau dan kaya dengan berbagai jenis spesies ikan serta hasil-hasil laut lainnya, seperti rumput laut, berbagai jenis karang, mutiara, garam, mineral, agar-agar, lain-lain.
g. Sumber Daya Mineral
Sumber daya mineral adalah segala potensi alam berupa bahan galian yang terdapat pada perut bumi diperoleh melalui proses pertambangan (eksplorasi). Oleh karena itu sumber daya mineral sering disebut sebagai bahan galian tambang. Sumber daya mineral meliputi barang-barang galian tambang berupa energi migas dan nonmigas, mineral logam, serta batu nonlogam. Contohnya, minyak bumi, batu bara, bauksit, timah, nikel, tembaga, besi, perak, emas, aspal alam, belerang, gas alam, dan lain-lain.
2. Kondisi Penduduk Suatu Wilayah
Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah di muka bumi. Kondisi penduduk tiap wilayah di permukaan bumi berbeda-beda, perbedaan ini dapat dilihat dari faktor kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah berkenaan dengan faktor jumlah, tingkat pertumbuhan, susunan, tingkat kepadatan, dan persebarannya. Sedangkan kualitas penduduk adalah kondisi penduduk di suatu wilayah berkenaan dengan faktor sumber daya manusianya yang meliputi aspek tingkat pendidikannya, tingkat kesehatannya, dan perekonomiannya.
a. Kuantitas Penduduk
Secara kuantitasnya terdapat tiga permasalahan utama penduduk yang dihadapi Indonesia, yaitu jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan persebaran penduduk yang tidak merata. Jumlah penduduk Indonesia berada pada urutan ke empat setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Dari hasil pencacahan jiwa yang di lakukan di Indonesia menunjukkan bahwa jumlah penduduknya terus bertambah. Diperkirakan pada tahun 2005 kondisi jumlah penduduk Indonesia mencapai 241.973 jiwa.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penduduk yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Kondisi laju pertumbuhan di Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun 1990-2000 sebesar 1,49%, kemudian antara tahun 2000-2003 terjadi kenaikan, yakni mencapai 1,5%. Berikut ini disajikanpeta pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1990-2000 dan tahun 2000-2003.
Indonesia memiliki masalah persebaran penduduk yang tidak merata dari tiap pulau dan provinsinya. Persebaran penduduk berkaitan dengan kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah rata-rata penduduk dalam satuan wilayah seluas satu kilometer persegi. Faktor-faktor lingkungan geografis yang mempengaruhi persebaran penduduk, antara lain lokasi, iklim, relief, tanah, sumber daya alam, sumber daya air, dan kebudayaan.
b. Kualitas Penduduk
Menyangkut permasalahan kondisi kualitas penduduk yang di hadapi oleh Indonesia, antara lain meliputi kondisi tingkat pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Masalah yang dihadapi bidang pendidikan di Indonesia, yaitu masih rendahnya tingkat pendidikan yang dicirikan oleh jumlah sarana dan prasarana yang belum tersebar merata, dan pendapatan per kapita penduduk yang masih rendah sehingga banyak anak putus sekolah.
Permasalahan di bidang kesehatan, yaitu masih buruknya kondisi gizi untuk kebutuhan ibu dan bayi, sehingga tingkat kematian bayi masih tinggi, angka usia harapan hidup rendah, kondisi lingkungan masih rendah menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, seperti DBD dan flu burung, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan masih minim terutama di daerah-daerah terpencil. Di bidang perekonomian, yaitu masih rendahnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan barang-barang pokok disebabkan tingkat pendapatan per kapita rata-rata masyarakat masih di bawah standar kelayakan hidup, tingkat pengangguran tinggi karena pertambahan jumlah penduduk tidak diimbangi dengan penyediaan lapangan pekerjaan.
3. Kaitan antara Kondisi Geografis dengan Keadaan Penduduknya
Kondisi geografis mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi penduduk wilayah tertentu. Oleh sebab itu, manusia dengan segala kecerdasan dan kemauannya berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan geografisnya atau berupaya mengubah kondisi lingkungan tersebut sesuai dengan kepentingannya. Adanya keragaman kondisi geografis tiap wilayah memunculkan corak mata pencaharian, pola-pola permukiman, tradisi, adat-istiadat, dan aspek kehidupan sosial lainnya.
a. Kehidupan di Wilayah Pantai
Penduduk yang tinggal di wilayah ini umumnya menyelaraskan dirinya sebagai nelayan. Adapun pola permukiman penduduk di wilayah ini berbentuk permukiman yang tersebar secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai. Di Indonesia, kota-kota pelabuhan yang berkembang pesat, misalnya Jakarta dan Surabaya. Akibatnya aktivitas kehidupan masyarakat di wilayah pantai banyak yang berpindah profesi, misalnya menjadi pedagang, pelayanan jasa, dan lain sebagainya.
b. Kehidupan di Wilayah Dataran Rendah
Penduduk di daerah dataran rendah bertempat tinggal dengan membentuk pola permukiman dengan bentuk linier yang tersebar sejajar dengan arah jalan dan jalur aliran sungai. Adapun pola pemukiman penduduk di daerah kota terutama yang dekat dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi memiliki pola permukiman dengan bentuk terpusat atau tersebar melingkari pusat-pusat perekonomian.
Di daerah dataran rendah, umumnya bentuk mata pencaharian penduduk lebih berorientasi kepada bidang pertanian khususnya di daerah pedesaan. Kegiatan pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian yang menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di wilayah-wilayah yang telah maju, telah berkembang pula kegiatan penduduk yang berorientasi kepada bidang perdagangan, komunikasi, transportasi, dan kepariwisataan. Di samping itu, wilayah dataran rendah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan gedung-gedung pusat pemerintahan, pusat pendidikan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.
c. Kehidupan di Wilayah Pegunungan
Penduduk yang berada di lokasi ini ada yang tinggal dengan membentuk pola permukiman terpusat sekitar lokasi wisata dan penambangan, ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi
tanah perkebunan dan kehutanan terutama mereka selalu mendekati daerah-daerah sumber air. Sebagian besar kondisi mata pencaharian penduduk yang tinggal di wilayah ini, berorientasi kepada bidang perkebunan dan kehutanan. Di daerah-daerah yang kondisi lapisan tanahnya banyak mengandung bahan-bahan tambang, otomatis mereka beraktivitas di bidang penggalian barang-barang tambang. Untuk wilayah-wilayah pegunungan yang dijadikan kawasan wisata, maka orientasi mata pencaharian penduduk lebih memilih untuk berdagang atau pelayanan jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar