Minggu, 13 Oktober 2013

Asam, basa, dan Garam

A. Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.

1. Asam
Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang bermuatan negatif. Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.

Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).

Tabel beberapa contoh asam
Beberapa Asam yang telah dikenal
Nama Asam
Rumus Kimia
Terdapat dalam
Asam asetat
CH3COOH
Larutan cuka
Asam askorbat
C6H8O6
Jeruk, tomat, sayuran
Asam sitrat
C6H8O7
Jeruk
Asam borat
H3BO3
Larutan pencuci mata
Asam karbonat
H2CO3
Minuman berkarbonasi
Asam klorida
HCl
Asam lambung, obat tetes mata
Asam nitrat
HNO3
Pupuk, peledak ( TNT )
Asam fosfat
H2PO4
Deterjen, pupuk
Asam sulfat
H2SO4
Baterai mobil, pupuk
Asam tatrat
C4H6O6
Anggur
Asam malat
CHO
Apel
Asam formiat
HCOOH
Sengatan lebah
Asam laktat
C3H6O3
Keju
Asam benzoat
C6H5COOH
Bahan pengawet makanan

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah, maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.

2.Basa
Basa adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH–). Ion hidroksida terbentuk karena senyawa hidroksida dapatmengikat satu elektron pada saat dimasukkan ke dalam air. Basa dapatmenetralisir asam (H+) sehingga dihasilkan air (H2O). Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa. Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.

Tabel beberapa contoh Basa
Beberapa Contoh Basa
Nama Basa
Rumus Kimia
Terdapat dalam
Aluminium hidroksida
Al(OH)3
Deodoran, antasid
Kalsium hidroksida
Ca(OH)2
Mortar dan plester
Magnesium hidroksida
Mg(OH)2
Obat urus-urus, antasid
Natrium hidroksida
NaOH
Bahan sabun

Sifat asam berbeda dengan sifat basa suatu zat. Perbedaan sifat asam dan basa dapat kamu lihat pada tabel berikut ini.
Perbedaan Asam dan Basa
No.
Asam
Basa
1.
Senyawa asam bersifat korosif.
Senyawa basa bersifat merusak kulit (kaustik ).
2.
Sebagian besar reaksi dengan logam
menghasilkan H2.
Terasa licin di tangan, seperti sabun.
3.
Senyawa asam memiliki rasa asam.
Senyawa basa terasa pahit.
4.
Dapat mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain (dapat dijadikan indikator asam atau basa).
Dapat mengubah warna zat lain. (warna yang dihasilkan berbeda dengan asam).
5.
Menghasilkan ion H+ dalam air.
Menghasilkan ion OH – dalam air.

3. Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa. Terdapat beberapa contoh garam, antara lain: NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari–hari tentu kamu tidak asing dengan garam. Contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk keperluan memasak. Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI) sehingga diperoleh garam beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat asam dan basa. Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur dan air. Jika dengan menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan garam dapur saja.
HCl      +      NaOH -->  NaCl       +       H2O
Asam             Basa      Garam dapur     Air
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain:
  1. Asam + basa menghasilkan garam + air
  2. Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
  3. Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
  4. Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam 
  5. Logam + asam menghasilkan garam + H2
Beberapa Garam yang dikenal
No.
Nama Garam
Rumus
Nama Dagang
Manfaat
1.
Natrium klorida
Rumus
NaCl
Penambah rasa makan
2.
Natrium bikarbonat
Rumus
NaHCO3
Pengembang kue
3.
Kalsium karbonat
Rumus
CaCO3
Cat tembok dan bahan karet
4.
Kalium nitrat
Rumus
KNO3
Pupuk, bahan peledak
5.
Kalium karbonat
Rumus
K2CO3
Sabun dan kaca
6.
Natrium fosfat
Rumus
Na3PO4
Deterjen
7.
Amonium klorida
Rumus
NH4Cl
Baterai kering

Reaksi penetralan berguna bagi manusia, antara lain produksi asam lambung (HCl) yang berlebihan dapat dinetralkan dengan menggunakan senyawa basa Mg(OH)2. Para petani menggunakan reaksi penetralan agar tanah yang terlalu asam dan tidak baik bagi tanaman dapat menjadi netral dengan menambahkan senyawa basa Ca(OH)2 atau air kapur. Pasta gigi mengandung basa berfungsi untuk menetralkan mulut kita dari asam, yang dapat merusak gigi dan menimbulkan bau mulut.

B. Identifikasi Asam, Basa, dan Garam
Berdasarkan sifat asam dan basa, larutan dibedakan menjadi tiga golongan yaitu : bersifat asam, basa, dan netral. Sifat larutan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan indikator asam-basa, yaitu zat-zat warna yang menghasilkan warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa atau netral dapat menggunakan kertas lakmus, larutan indikator atau larutan alami. Misal, lakmus merah dan biru. Berikut pengelompokkan jenis indikator asam– basa dalam larutan yang bersifat asam, basa dan netral.
Warna lakmus dalam larutan yang bersifat asam, basa, dan netral
No.
Indikator
Larutan Asam
Larutan Basa
Larutan Netral
1.
Lakmus Merah (LM)
Merah
Biru
Merah
2.
Lakmus Biru (LB)
Merah
Biru
Biru
3.
Metil Merah (MM)
Merah
Kuning
Kuning
4.
Metil Jingga (MO)
Merah
Kuning
Kuning
5.
Fenolftalin (PP)
Tidak berwarna
Merah
Tidak berwarna
Lakmus digunakan sebagai indikator asam-basa, sebab lakmus memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
  1. Lakmus dapat berubah warna dengan cepat saat bereaksi dengan asam ataupun basa.
  2. Lakmus sukar bereaksi dengan oksigen dalam udara sehingga dapat tahan lama.
  3. Lakmus mudah diserap oleh kertas, sehingga digunakan dalam bentuk lakmus kertas. 
Lakmus adalah sejenis zat yang diperoleh dari jenis lumut kerak. Selain menggunakan indikator buatan, dipakai pula indikator alami untuk mengelompokkan bahan-bahan di lingkungan berdasarkan konsep asam, basa, dan garam. Indikator alami, seperti : bunga sepatu, kunyit, kulit manggis, kubis ungu atau jenis bunga-bungaan yang berwarna. Ekstrak bahan-bahan tersebut dapat memberikan warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa.
Warna ekstrak kubis ungu dalam larutan asam, basa dan netral
No.
Sifat Larutan
Warna Indikator
1.
Asam kuat
Merah tua
2.
Asam menengah
Merah
3.
Asam lemah
Merah keunguan
4.
Netral
Ungu
5.
Basa lemah
Biru kehijauan
6.
Basa menengah
Hijau
7.
Basa kuat
Kuning
Sifat asam ditunjukkan oleh perubahan warna indikator buatan dan indikator alami menjadi warna kemerahan, sedangkan sifat basa ditunjukkan oleh perubahan warna indikator buatan dan indikator alami menjadi warna kebiruan atau kehijauan.

C. Penentuan Skala Keasaman dan Kebasaan
Pada umumnya semua asam dan basa mempunyai sifat tertentu. Misal, terdapat beberapa asam yang aman digunakan untuk obat tetes mata atau diminum, tetapi terdapat juga asam yang dapat merusak jaringan kulit dan logam. Semua basa juga memiliki sifat tertentu, misal kita menggunakan pasta gigi untuk membersihkan gigi dan menghilangkan bau mulut, sebaliknya natrium hidroksida digunakan untuk pembersih saluran dan berbahaya jika terkena kulitmu.

Jumlah ion H+ dalam air digunakan untuk menentukan sifat derajat keasaman atau kebasaan suatu zat. Semakin zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ di dalam air. Sedangkan semakin tinggi kebasaan zat tersebut, semakin banyak ion OH– dalam air. Untuk menentukan harga pH dan pOH biasa digunakan indikator universal yang dapat memperlihatkan warna bermacam-macam untuk tiap pH. Indikator universal dilengkapi dengan cakram warna, sehingga warna dan hasil reaksi dapat ditentukan pHnya dengan mencocokkan warna tersebut. Selain itu, pH meter juga dapat dipergunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat.
pH Meter dan Indikator Universal
Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator asam dan basa yang dapat berubah warna setiap satuan pH.Terdapat dua macam indikator universal yang digunakan, yaitu berupa larutan dan kertas. Jenis indikator universal larutan, jika dimasukkan dalam larutan yang bersifat asam, basa atau garam yang memiliki pH berbeda-beda akan memberikan warna-warna yang berbeda pula.
Perubahan warna indikator universal larutan
pH
Warna indikator universal
3
5
6
7
8
9
10
Merah
Merah jingga
Jingga
Kuning
Hijau kekuningan
Biru kehijauan
Biru
Ungu
Sedangkan jika menggunakan indikator universal bentuk kertas untuk mengetahui sifat asam, basa atau garam adalah dengan cara mencelupkan kertas tersebut ke dalam larutan yang hendak kita ketahui pHnya. Kemudian warna yang muncul dicocokkan dengan cakram warna standar yang terdapat pada kemasan indikator tersebut. Larutan bersifat netral jika pH = 7, larutan bersifat asam jika pH < 7, dan larutan bersifat basajika pH > 7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar