Jumat, 31 Agustus 2012

Tanda Baca



Ketika kita sedang menulis tanda baca ini sangat penting, kesalahan  menempatkan tanda baca dapat merubah arti kalimat yang kita buat. Penggunaan tanda baca harus diperhatikan dengan teliti. Tanda baca adalah salah satu dari sekian jenis Ortografi. Tanda baca banyak sekali jenis dan tipenya yang masing-masing mempunyai fungsi yang tidak sama. Fungsi tanda baca secara umum adalah untuk menjaga keefektifan komunikasi. Setiap tanda baca mempunyai aturan penggunaan dan fungsinya sendiri yang tidak dapat diganggu gugat. Penggunaan yang salah akan menyebabkan kericuhan dan mengganggu kelancaran komunikasi. Ada beberapa macam tanda baca yang sering digunakan ketika kita menulis. Berikut ini adalah beberapa tanda baca yang sering kita gunakan.

Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
  • Saya suka makan buah-buahan.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
  •  Bambang S. Widodo
  •  George W. Bush
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
  • Dr. (doktor); S.E. (sarjana ekonomi); Kol. (kolonel); Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
  •  dll. (dan lain-lain); dsb. (dan sebagainya); tgl. (tanggal); hlm. (halaman)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan 
    waktu atau jangka waktu.
  • Pukul 8.10.12 (pukul 8 lewat 10 menit 12 detik)
  •  0.22.30 jam (22 menit, 30 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
  • Kota kecil itu berpenduduk 56.156 orang.
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
  • Saya menjual baju, celana, dan topi.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
  • Saya bergabung dengan Blogger, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
  • Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
  • Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
  • Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
  • Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
  • Ketua                      : Bagus Wijaya
  • Wakil Ketua           : Muhammad Iqbal
  • Sekretaris              : Ivana Lie
  • Wakil Sekretaris   : Irwansyah
  • Bendahara             : Rinto Harahap
  • Wakil bendahara  : Reynaldi
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
  • Adnan  : "Jangan lupa perbaiki halaman pembukaan !"
  • Buyung: "Siap, Pak!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
  • (i) Bobo, I (2011), 34:7
  • (ii) Surah Yasin:9
  • (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
  • Perbandingan siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
  • Kapan ia berangkat?
  • Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
  • Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
  • Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
  • Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
  • Bersihkan meja itu sekarang juga!
  • Sampai hati ia membuang anaknya!
  • Merdeka!
Tanda petik ("....")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
  • "Saya belum siap," kata Mona, "tunggu sebentar!"
  • Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
  • Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
  • Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
  • Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
  • Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
  • Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama "cutbrai".
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
  • Kata Toni, "Saya juga minta satu."

5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
  • Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
  • Bang Komarudin sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
  • No. 12/PK/2012
  • Jalan Jenderal Sudirman III/10
  • tahun anggaran 2012/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
  • harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)
  • kecepatannya 30 m/s (kecepatannya 30 meter per detik)
  • 7/8 atau 7⁄8
  • xn/n!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar