Percakapan adalah komunikasi antara dua orang atau lebih. Untuk menyusun sebuah percakapan ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan, misalnya kata kerja untuk membuat kutipan itu, susunan kalimatnya lalu format dan tanda bacanya. Banyak kata kerja yang bisa kita pakai untuk mengutip. Kata untuk menggantikan kata ‘berkata’ antara lain: berujar, menyahut, berteriak, menjerit, berbisik, sampai mendesah, bertanya, menjawab, mengomel, menukas. Perhatikan contoh berikut :
- “Hei, apa kabar?” tanya Arman.
- “Eng, nggak begitu baik,” Dewi mendesah.
- “Ada masalah apa, Man?”
- “Nggak, nggak penting sih,” Dewi mengelak seraya beranjak.
Dialog Jokowi dan Warga Jakarta |
Percakapan tidak harus diikuti dengan kata kerja mengutip misalnya ‘berkata’ atau ‘berujar’. Langsung diikuti dengan kalimat yang menunjukkan tindakan si karakter pun bisa. Bila karakter dan alur percakapannya sudah jelas, kita bisa membuatnya seperti ini.
- “Aku pergi dulu.” Dewi bangkit dan menyambar tasnya
- “Eh, mau ke mana ?” Arman tidak jadi meminum kopinya.
Dalam dua kalimat di atas penulis tidak mencatumkan kata kerja mengutip untuk menunjukkan siapa yang berbicara. Tapi kalimat berikutnya sudah cukup menjelaskan. Susunan kalimat yang digunakan dalam percakapan ada berbagai kombinasi yang bisa kita pakai. Berikut contohnya :
Dialog + kalimat
- “Yaah, aku memang udah bosen makan sate,” ungkap Dewi akhirnya.
- “Bosen ? Nggak bisa cari alasan yang lebih bermutu?” Arman menyahut ketus.
Kalimat + dialog
- Dia menjerit keras, “Auugh, tolong.”
- Sambil sesenggukan ia berkata terbata-bata, “Say … saya nggak bersalah, Pak.”
Kalimat + dialog + kalimat
- Aku mengomel, “Emangnya kalau kamu saudaraku, terus kamu bisa ngatur hidupku gitu? Bokap gue aja nggak segitunya,” lalu kumatikan HP-ku dengan kesal.
Dialog + kalimat + dialog
- “Ini rahasia besar, Son,” bisikku, “janji nggak ngomong sama siapa pun?”
Dialog saja (untuk dialog yang cukup panjang oleh dua orang. Bila karakternya lebih dari dua, pola seperti ini akan membingungkan)
- “Kamu dengar nggak?” tanyaku
- “Dengar apa?” ia balas bertanya.
- “Gosip itu.”
- “Gosip apa?”
- “Gosipnya si kucing meong ama kucing garong.”
- “Emang ada kucing? Kucing siapa? Kucing apa?”
- “Iiihhh, susah banget ngomong ama kamu.”
Dalam membuat percakapan alur percakapan harus dibuat sesimpel mungkin hingga tidak membingungkan. Siapa mengatakan apa harus jelas. Itulah mengapa dialog sebaiknya berdiri sendiri. Bila diikuti oleh dialog lain, maka sebaiknya masukkan dialog berikutnya dalam paragraf baru. Misalnya:
- “Hai, aku Nina.”
- “Aku Frans.”
- “Kamu sekolah di sini juga?” aku mencari-cari bahan pembicaraan.
- “Kayaknya iya sih.” Ia melihat badge di lengan bajunya. Haha, dia lucu.
Tanda Baca
Pada intinya, setiap dialog diawali dengan tanda petik dan diakhiri dengan tanda petik pembuka (“) dan tanda petik penutup (”). Sebelum tanda petik penutup letakkan tanda baca yang sesuai, seperti tanda tanya (?), tanda seru (!), koma (,) atau titik (.). Contohnya seperti ini:
- “Kapan ya kita bisa pergi bareng-bareng lagi?” tanya Ajeng.
- “Kapan-kapan deh. Kalau nggak lagi bokek,” sahut Mirna.
Huruf Kapital
Jangan lupa aturan huruf kapital tetap berlaku di sini. Bila huruf pertama dalam dialogmu adalah huruf pertama dalam kalimat, maka kamu harus menggunakan huruf kapital, seperti contoh di atas. Hal ini juga berlaku untuk kalimat setelah dialog. Bila dialogmu diakhiri dengan tanda titik, maka huruf pertama pada kalimat selanjutnya harus menggunakan huruf kapital. Perhatikan contoh berikut ini :
- “Apa yang harus aku lakukan, Sin?” Ia kembali mondar-mandir di ruangan itu.
- “Ehm … yang harus kamu lakukan adalah duduk dan tidak mondar-mandir kayak gitu,” sahutku jengkel.
Dari percakapan di atas, dapat dirumuskan penggunaan ejaan dan tanda baca berikut.
1. Setelah nama pelaku (penutur), digunakan tanda baca titik dua (:).
2. Isi penuturan, ditulis dalam tanda petik.
3. Huruf awal kalimat ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri tanda baca.
- Tanda baca titik (.) untuk mengakhiri kalimat berita.
- Tanda tanya (?) untuk mengakhiri kalimat tanya.
- Tanda seru (!) untuk mengakhiri kalimat perintah atau seruan.
Sumber : Klub Sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar