Daftar Nama Bupati Banyumas. Kabupaten Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum`at Kliwon tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990 Hijriyah. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990. Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).
Asal-usul Nama Banyumas
Versi 1 :
Menurut cerita, pada zaman dahulu sebelum ada nama banyumas, kota banyumas disebut orang “SELARONG”. Suatu ketika kota selarong dilanda kemarau panjang. Suatu ketika nampak awan hitam di langit bergumpal-gumpal menyelimuti kota selarong. Tak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya. Bukan main gembiranya penduduk kota selarong bagaikan mendapat emas. Karena gembiranya mereka berteriak-teriak “BANYU,BANYU,BANYU”. Dan yang lain mengatakan “EMAS, EMAS,EMAS”. Perkataan itu diucapkan secara serempak sehingga lama-kelamaan ucapan mereka terdengar BANYU-EMAS,BANYU-EMAS. Sejak saat itu orang lebih sering memnyebut kota itu Banyumas. Banyumas artinya air bagaikan emas.
Versi 2 :
Ketika sedang sibuk-sibuknya membangun pusat pemerintahan itu, kebetulan pada waktu itu ada sebatang kayu besar hanyut di sungai Serayu. Pohon tersebut namanya pohon Kayu Mas yang setelah diteliti berasal dari Desa Karangjambu (Kecamatan Kejobong, Bukateja, Kabupaten Purbalinga), sekarang sebelah timur Wirasaba. Anehnya kayu tersebut terhenti di sungai Serayu dekat lokasi pembangunan pusat pemerintahan. Adipati Marapat tersentuh hatinya melihat kejadian tersebut, kemudian berkenan untuk mengambil Kayu Mas tersebut untuk dijadikan Saka Guru. Karena kayu itu namanya Kayu Mas dan hanyut terbawa air (banyu), maka pusat emerintahan yang dibangun ini kemudian diberi nama Banyumas (perpaduan antara air (banyu) dan Kayu Mas)).
Ketika sedang sibuk-sibuknya membangun pusat pemerintahan itu, kebetulan pada waktu itu ada sebatang kayu besar hanyut di sungai Serayu. Pohon tersebut namanya pohon Kayu Mas yang setelah diteliti berasal dari Desa Karangjambu (Kecamatan Kejobong, Bukateja, Kabupaten Purbalinga), sekarang sebelah timur Wirasaba. Anehnya kayu tersebut terhenti di sungai Serayu dekat lokasi pembangunan pusat pemerintahan. Adipati Marapat tersentuh hatinya melihat kejadian tersebut, kemudian berkenan untuk mengambil Kayu Mas tersebut untuk dijadikan Saka Guru. Karena kayu itu namanya Kayu Mas dan hanyut terbawa air (banyu), maka pusat emerintahan yang dibangun ini kemudian diberi nama Banyumas (perpaduan antara air (banyu) dan Kayu Mas)).
Sejarah Berdirinya Kabupaten Banyumas
Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya. Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.
Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII. Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.
Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat. Berikut daftar lengkap nama-nama bupati Banyumas.
Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya. Kisah pada saat itu telah terjadi suatu peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga Utama ke I) dikarenakan kesalahan paham dari Kanjeng Sultan pada waktu itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan Lowano, Kabupaten Purworejo (sekarang) sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun tiada yang berani menghadap.
Kemudian salah satu diantaranya putra menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke VII. Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.
Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat. Berikut daftar lengkap nama-nama bupati Banyumas.
- R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II
- R. Ngabei Mertasura (1560)
- R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1561 -1620)
- R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 - 1650)
- R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 - 1705
- R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
- R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
- R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
- R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
- R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 - 1780)
- R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
- R. Tumenggung Yudanegara V (1788 - 1816)
- Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830)
- Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
- R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
- R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
- R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
- Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
- KPAA Gandasubrata (1913 - 1933)
- RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
- R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
- R. Budiman (1953 -1957)
- M. Mirun Prawiradireja (30 - 01 - 1957 / 15 - 12 - 1957)
- R. Bayi Nuntoro (15 - 12 - 1957 / 1960)
- R. Subagio (1960 -1966)
- Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
- Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
- Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
- Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 - 1998)
- Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
- Drs. H. Mardjoko, MM. (2008 - 2013)
- Ir. H. Achmad Husein (2013 - Sekarang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar