Sabtu, 17 November 2012

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Menjelang proklamasi kemerdekaan, Indonesia berada dalam kekuasaan Jepang. Saat itu Jepang mengalami kekalahan dalam perang melawan Sekutu. Pasukan Sekutu terdiri dari Amerika, Inggris, Belanda, dan Perancis. Kesempatan itu digunakan oleh bangsa Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
  
1. Pertemuan di Dalat
Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan).  Jenderal Terauchi adalah Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara. Terauchi mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Jepang.  Bom atom pertama dijatuhkan di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945.  Bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945.  Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.

2. Menanggapi berita kekalahan Jepang
Berita tentang kekalahan itu sangat dirahasiakan oleh Jepang. Semua radio disegel oleh pemerintah Jepang.  Tokoh pergerakan yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang kekalahan Jepang adalah Sutan Syahrir. Pada tanggal 14 Agustus 1945 sore, Sutan Syahrir sudah menunggu kedatangan Mohammad Hatta dari Dalat dan mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh PPKI. Menurut Syahrir, Negara Indonesia yang lahir dengan cara demikian akan dicap oleh Sekutu sebagai negara buatan Jepang.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 sore, para pemuda kembali menemui Bung Hatta dan mendesak agar beliau jangan menyetujui proklamasi di hadapan PPKI, karena menurut mereka hal itu berbau Jepang.  Malamnya, sekitar pukul 20.00, golongan muda revolusioner mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur.  Rapat ini antara lain dihadiri oleh Chairul Saleh, Wikana, Margono, Armansyah, dan Kusnandar.

Dalam rapat itu golongan muda menegaskan pendirian mereka. Mereka berpendirian bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan urusan rakyat Indonesia sendiri. Kemerdekaan tidak dapat digantungkan kepada orang lain dan negara lain. Rapat juga memutuskan tuntutan agar Proklamasi Kemerdekaan dinyatakan oleh Ir. Sukarno pada keesokan harinya (16 Agustus 1945).  Keputusan rapat pada tanggal 15 Agustus 1945 sore, disampaikan oleh Wikana dan Darwis kepada Sukarno

3. Peristiwa Rengasdengklok
Setelah mengetahui pendirian golongan tua, golongan muda mengadakan rapat lagi menjelang pukul 24.00. Mereka melakukan rapat di Asrama Baperpi, Cikini 71, Jakarta. Rapat tersebut selain dihadiri mereka yang mengikuti rapat di Pegangsaan Timur, juga dihadiri oleh Sukarni, Jusuf Kunto, dr. Muwardi, dan Sodancho Singgih. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta ke luar kota. Tempat yang dipilih adalah Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di sebelah timur Jakarta. Tujuan “penculikan” itu adalah menjauhkan kedua pemimpin nasional itu dari pengaruh Jepang. Untuk menghindari kecurigaan dan tindakan yang dapat diambil oleh tentara Jepang, rencana itu diserahkan kepada Sodancho Singgih. Rencana itu berhasil dengan baik berkat dukungan Cudanco Latief Hendraningrat, berupa perlengkapan tentara Peta.

Sodancho Singgih memberikan keterangan bahwa dalam pembicaraan berdua dengan Bung Karno, Bung Karno menyatakan bersedia melaksanakan proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. 

Sementara itu, di Jakarta, golongan tua dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta. Golongan tua dan golongan muda sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan dilakukan di Jakarta.  Golongan tua diwakili Mr. Ahmad Subarjo dan golongan muda yang diwakili Wikana. Laksamana Maeda, bersedia menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Maeda adalah seorang Perwira penghubung Angkatan Darat dan Angkatan Laut Jepang  

Berdasarkan kesepakatan itu, Jusuf Kunto, dari pihak Pemuda mengantar Ahmad Subarjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Sukarno-Hatta. Semula para pemuda tidak mau melepas Sukarno-Hatta. Ahmad Subarjo memberi jaminan bahwa proklamasi kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus keesokan harinya, selambat-lambatnya pukul 12.00. Bila hal tersebut tidak terjadi, Ahmad Subarjo rela mempertaruhkan nyawanya. Dengan jaminan itu, komandan kompi Peta setempat, Cudanco Subeno, bersedia melepaskan Sukarno-Hatta kembali ke Jakarta. 

4. Perumusan teks proklamasi
Sesampai di Jakarta, Sukarno-Hatta bersama Laksamana Maeda menemui Mayjen Nishimura untuk berunding. Nishimura tidak mengizinkan proklamasi kemerdekaan.  Naskah Proklamasi dirumuskan di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1. Perumusan teks proklamasi dilakukan di dalam ruang makan oleh Sukarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo.

Sukarno menulis rumusan proklamasi tersebut.  Setelah terjadi kesepakatan bersama, teks proklamasi selanjutnya diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Teks proklamasi yang sudah diketik ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. 

5. Detik-detik Proklamasi 
Proklamasi kemerdekaan dilakukan di kediaman Sukarno di Jalan Pegangsaan Timur 56, pukul 10.00 :

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekusaan d.l.l., diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ’05
Atas nama Bangsa Indonesia
Sukarno/Hatta

Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada pers dan kantor berita, terutama B.M Diah untuk memperbanyak teks proklamasi dan menyiarkannya ke seluruh dunia.  Setiap kelompok pemuda mengirim kurir untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa saat proklamasi telah tiba. Pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan oleh S. Suhud dan Cudanco Latif, serta diiringi lagu Indonesia Raya.  Bendera Merah Putih dijahit oleh Ibu Fatmawati Sukarno.

C. Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi  
1. Ir. Sukarno (1901-1970)
  • Bung Karno dipilih menjadi ketua PPKI. PPKI adalah badan yang diberi wewenang untuk mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. 
  • Bung Karno merupakan salah satu dari golongan tua yang menghendaki pelaksanaan proklamasi di dalam PPKI. Hal ini didasari pertimbangan untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah.  
  • Sebagai Ketua PPKI, beliau menemui penguasa Jepang di Indonesia, yaitu Mayjen Nishimura. Mereka membicarakan kemerdekaan Indonesia.  
  • Bung Karno bersama dengan Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah Proklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi adalah tulisan tangan Bung Karno.  
  • Peran Bung Karno yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta bertindak sebagai Proklamator. Bung Karnolah yang akhirnya dengan penuh keberanian dan kekhidmatan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Drs. Mohammad Hatta
  • Beberapa kali beliau menjadi perantara antara golongan muda dan golongan tua, terutama dengan Bung Karno. Beliau berdialog dengan golongan muda tentang cara memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 
  • Bung Hatta adalah salah seorang perumus naskah Proklamasi. Bersama Bung Karno, Bung Hatta bertindak sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain menandatangani naskah Proklamasi, beliau mendampingi Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 
  • Bung Hatta juga sangat berjasa atas perubahan beberapa kata dalam Piagam Jakarta. Sebagai pemimpin bangsa beliau menerima aspirasi seluruh rakyat Indonesia.  
3. Ahmad Subarjo,
  • Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional, Sukarno-Hatta. 
  • Beliau mewakili golongan tua berunding dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta diculik dan diamankan ke Rengasdengklok.  
  • Ahmad Subarjo turut merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta.
4. Ibu Fatmawati
Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Ibu Fatmawati dikenal sebagai tokoh wanita yang dekat dengan rakyat Indonesia yang sedang memperjuangkan kemerdekaan. Jasa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliau menjahit Bendera Pusaka ini pada bulan Oktober 1944.  

5. Sutan Syahrir
  • Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI.  
  • Pada zaman Jepang, Syahrir memutuskan untuk tidak bekerja sama dengan pemerintah Jepang. 
  • Beliau salah satu tokoh yang berani mengambil risiko mencari berita mendengarkan berita radio.  
6. Laksamana Takasi Maeda
  • Beliau mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia. Dukungannya telah tumbuh sejak beliau menjabat atase militer di Belanda.  
  • Beliau menjamin keselamatan perencanaan proklamasi. Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau. Beliau ditangkap oleh Sekutu dan dipenjarakan di Gang Tengah
Penghargaan kita terhadap jasa para tokoh proklamasi kemerdekaan dapat kita wujudkan dengan melakukan beberapa hal berikut :
  • Berziarah ke makam para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan dan mendoakan mereka.  
  • Melakukan upacara peringatan kemerdekaan dengan penuh hikmat. 
  • Mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya dengan belajar tekun supaya kelak bisa menjadi generasi penerus yang cerdas, terampil, dan berguna bagi bangsa dan negara. 
  • Mempelajari riwayat para tokoh yang terlibat dalam proklamasi kemerdekaan Setelah kita mengetahui riwayat hidup para tokoh tersebut, kita bisa meneladani hal-hal positif yang telah mereka lakukan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar