Rabu, 24 Juli 2013

Makanan Khas Banyumas

Makanan Khas Banyumas. Kabupaten Banyumas yang merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah ternyata memiliki banyak sekali makanan khas. Beberapa makanan khas Banyumas yang sudah terkenal ke seluruh antero negeri ini antara lain mendhoan tempe, kripik tempe, sroto Sokaraja, gethuk goreng Sokaraja dan masih banyak yang lainnya. Untuk makanan khas Banyumas kripik bahkan sudah menjadi ciri khas Kabupaten Banyumas. Kota Purwokerto sebagai ibukota Kabupaten Banyumas juga terkenal dengan sebutan "Kota Kripik". Beberapa makanan khas Banyumas akan saya sajikan dalam tulisan ini, antara lain.

1. Keripik Tempe
Selain terkenal dengan getuk gorengnya, Kab Banyumas Juga terkenal dengan kripiknya. Ada sentra pembuatan kripik yang sangat terkenal yaitu di daerah sawangan dekat alun-alun Purwokerto. Disini disepanjang jalan berjejer toko yang menjual kripik.Kripik tempe tentunya. Sepeti halnya mendoan, Kripik juga berbahan dasar tempe. Kalau mendoan hanya bisa bertahan satu hari, sedangkan kripik bisa bertahan sampai satu bulan. Proses pembuatan kripik sebenarnya juga mudah, tapi ketrampilan mengiris tempe dengan tipis yang tidak dimiliki semua orang.

2. Mendoan Tempe
Salah satu makanan asli Banyumas adalah tempe mendoan. Tempe mendoan (kita sebut saja
mendoan agar lebih mudah) pada dasarnya sama dengan tempe lain yang terbuat dari kedelai. Hanya saja mendoan mempunyai keunikan tersendiri, yakni cara penyajiannya. Jika kita membeli tempe goreng di tukang gorengan yang kita temui adalah tempe yang digoreng garing (kering). Mendoan tidak demikian, makanan ini disajikan dalam keadaan "mendo" yang artinya dalam bahasa indonesia adalah setengah matang.

3. Soto Sokaraja
Soto Sokaraja atau oleh masyarakat Banyumas disebut Sroto Sokaraja adalah sejenis makanan dari Indonesia. Soto ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan soto-soto lainnya yang ada di Indonesia. Ciri utama dari soto ini adalah penggunaan sambal kacang dan ketupat. Soto Sokaraja sudah banyak dijual di luar Banyumas tetapi kalau sempat mampir ke Sokaraja, kita dapat menikmati soto di warung-warung yang berderet rapi di sepanjang jalan di Sokaraja.

4. Gethuk Goreng Sokaraja
Getuk goreng adalah penganan khas Sokaraja yang manis dan gurih, dibuat dari singkong
dan dibumbui gula kelapa. Getuk goreng ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 1918 oleh Sanpirngad, seorang penjual nasi keliling di daerah Sokaraja. Pada saat itu getuk yang dijual tidak laku, sehingga beliau mencari akal agar getuk tersebut masih bisa dikonsumsi. Kemudian, getuk yang tidak habis dijual pada hari itu dia goreng dan dijual lagi. Ternyata, makanan baru tersebut digemari oleh para pembeli.

Saat ini getuk goreng dapat dengan mudah ditemui di sepanjang jalan di Sokaraja. Getuk yang digoreng juga bukan lagi getuk yang tidak laku dijual, melainkan sengaja dibuat untuk digoreng.

5. Jenang Jaket Mersi
Namanya memang Jaket, tapi tidak ada hubungannya dengan pakaian. Ini adalah makanan yang terbuat dari tepung dan juga gula melalui proses yang panjang. Tapi karena ciri khasnya, jenang jaket sudah lama menjadi makanan tradisional yang paling banyak dicari. Bahkan pada hari-hari besar (hari raya) seringkali produsen jenang jaket  menolak pesanan. Ini dikarenakan Jenang Ketan proses pembuatnnya lama dan juga membutuhkan ketekunan. Kalau anda berkunjung ke Purwokerto dan ingin mengunjungi sentra pembuatan jenang jaket silahkan datang saja ke kawasan produksi jenang jaket di daerah MERSI Purwokerto.

6. Nopia/Mino
Nopia dan Mino merupakan hasil produksi warga desa Pakunden Kecamatan Banyumas. Nopia dan Mino [Mini Nopia] adalah makanan khas Banyumas yang terbuat dari terigu, gula jawa, dan beberapa rempah-rempah. Ada beberapa proses yang harus dilalui dalam pembuatannya Nopia dan Mino, Terigu dibuat adonan kemudaian dibagi dua. Untuk bagian kulit dipisah. Bagian isi diberi gula jawa dan rempah-rempah serta perasa misalnya rasa bawang, nangka, coklat, durian, dsb. Untuk nopia takarannya lebih besar di bandningkan dengan mino.

Bagian isi dimasukkan bagian kulit kemudian digulung-gulung dan dibulatkan, lalu proses yang sangat unik dan mungkin jarang sekali di temui di daerah lainnya adalah cara memasaknya. Oven dari tanah dan batu bata berbentuk lingkaran silinder yang mampu mempertahankan panasnya dengan stabil, serta diyakini lebih baik dibanding dengan oven modern berbahan bakar gas atau listrik, oven tersebut dipanaskan dengan bara arang kelapa atau arang kayu.

Adonan yang berbentuk bulat ditempelken ke dinding tungku yang berbentuk silinder, pemanasan akan bersuhu hingga 90 derajat lebih. Adonan akan mengembang dalam bebeapa waktu.  Adonan jangan sampai meletus atau gosong. maka segera diangkat. jadilah nopia atau mino yang unik makanan khas Banyumas.

 7. Sambel Tlenjeng
Sambel tlenjeng merupakan sambel yang khas, sederhana dan sangat cocok untuk teman makan siang atau makan malam. Bahan-bahan untuk membuat sambel tlenjeng tidak banyak. Membuat sambel tlenjeng versi banyumas hanya memerlukan 5 macam bahan, yakni cabe rawit, bawang putih, garam, gula merah dan minyak jelantah. Pertama siapkan cabe rawit sekitar 10 biji, bersihkan lalu masukkan ke dalam pengulekan sambel. Masukkan garam kurang lebih 1/4 sendok teh dan 1/2 siung bawang putih. Gerus sampai halus. Tambahkan gula merah yang secukupnya, tambahkan setengah sendok teh minyak jelantah, lalu ratakan.  

8. Cimplung
Cimplung merupakan sebuah makanan traditional dari sebuah daerah yang ada di Indonesia.
Lebih tepatnya di desa Sudimara, Cilongok, Purwokerto, Banyumas. Mungkin kata cimplung berasal dari kata "cemplung" yang dalam bahasa Banyumasan artinya memasukan ke dalam air. Makanan Cimplung adalah makanan yang cara memasaknya bersamaan dengan proses pembuatan gula merah, gula merah yang dibuat dari air bunga kelapa atau yang disebut Nira (badeg-red). Bahan yang digunakan untuk membuat cimplung ini bermacam-macam, diantaranya ketela pohon (budin-red), kelapa muda (dawegan-red), keladi (tales-red).

Proses pembuatan cimplung juga sangat mudah, bahan-bahan di atas setelah dicuci dan dibersihkan (dikupas) tinggal dimasukan saja ke rebusan air nira yang sudah mendidih. Makanan tradisional Cimplung sangat cocok dimakan hangat-hangat disertai dengan minum kopi. Jika anda menyukai makanan-makanan yang masih sangat tradisional, anda bisa berkunjung ke Banyumas, Jawa Tengah, dijamin anda akan menikmati makanan yang penuh petualangan.

9. Dage
Dage adalah  makanan sebagai varian tempe dengan campuran bahan ampas kelapa yang digumpalkan dan dijamurkan. Dage pada umumnya makan makanan kecil atau sarapan yang ditemani oleh cabai rawit atau lombok cengis. Dari Dage pada umumnya dibuat gorengan kering/mendoan. Variasi lainnya, bisa juga dibuat oseng Dage kombinasi kecambah, lombok merah, dan hijau, jadi mirip oseng hati sapi dan bila diiris tipis-tipis bisa digoreng kering jadi kripik Dage rasanya mirip gorengan peru sapi, kriyik dan gurihnya.

Kuliner Gorengan mendoan/kering Dage ini mulai kurang peminatnya di Banyumas, kalah ngetrend dengan mendoan tempe, bisa juga karena daya beli masyarakat sudah tinggi/konsumtif dengan produk cepat saji.  

10. Tegean
Sebutan khas Banyumas untuk sup sayur berkuah bening yang tampak sangat sederhana namun sangat menyegarkan. Sayur-mayur berupa bayam, kecambah kedelai hitam, daun katuk, dan kedelai hitam butiran lazim menjadi unsur utama masakan ini. Untuk bumbunya, selain bahan-bahan yang lazim seperti bawang merah dan bawang putih, tegean juga bercirikan dengan “geprekan” kencur yang sangat menyegarkan.

11. Keong Kuah Pedas
Bagi petani, keong (siput sawah) sering kali menjadi momok karena keberadaannya menjadi hama tanaman padi. Namun di Purwokerto, keong justru bisa dimasak dan dinikmati layaknya masakan biasa. 
Makanan ini terbuat dari bahan utama keong sawah yang dimasak berkuah dengan bumbu-bumbu kuat yang memberi nuansa pedas dan segar hingga ke tenggorokan. Sebelum diolah, cangkang keong dipecahkan untuk membuang kotorannya. Setelah itu keong direndam selama satu malam. Bumbu yang digunakan mirip dengan bumbu rica-rica, yang terdiri dari cabai, kunyit, bawang merah, bawang putih, kemiri, dan aneka rempah termasuk jahe. Setelah itu, keong yang sudah direndam dicuci bersih dan dimasak bersama bumbu selama 4 jam agar meresap. Konon, menurut para peneliti keong banyak mengandung protein yang dibutuhkan tubuh.

Ref : 
  1. satriatv.blogspot.com;
  2. imam1025.wordpress.com;
  3. id.wikipedia.org;
  4. gethukgorengbanyumas.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar